Jumlah manusia bertumbuh sangat pesat, dapat dibuktikan dengan data yang tercatat bahwa pada tahun 1900 jumlah penduduk berada pada angka 1,5 milyar kemudian pada tahun 2000 sudah menjadi 6 milyar dan kemudian pada tahun 2016 ini jumah penduduk telah mencapai 7,4 milyar. Bumi sebagai tempat kita berpijak nampaknya usdah terasa sesak oleh manusia yang semakin banyak. Ragam upaya telah dilakukan disetiap negara untuk menghambat laju pertumbuhan penduduk yang cukup pesat ini, khususnya di negara-negara yang memiliki penduduk padat seperti Cina, India dan Indonesia. Dimulai sejak 30 tahun yang lalu, Indonesia sudah mulai mneggencarkan pencanangan program Keluarga Berencana yang sebenarnya sudah cukup berhasil. Namun sepertinya permasalahan mengenai penekanan laju penduduk masih sangat perlu untuk diperhatikan.

Ekspliotasi dan konsumsi yang berlebihan

Alam meyediakan makanan serta kebutuhan yang dikonsumsi manusia melalui sumber daya yang dimiliknnya. Sudah selayaknya sumber daya alam ini digunakan dengan pengelolaan sebaik-baiknya. Sayangnya, manusia tidak puas hanya dengan memenuhi kebutuhan. Manusia ingin juga memenuhi keinginan untuk meningkaatkan kenyamanan hidup. Pekembangan teknologi yang mengakomodasi keinginan manusia semakin tidak terkontrol menyebabkan perubahan gaya hidup. Contoh paling dekat dapat kita lihat pada skala kehidupan rumah tangga. Apabila sebuah keluarga memiliki hunian yang memenuhi kebutuhan ruang anggota keluarga, maka semakin lama keinginan akan terus meningkat untuk memiliki rumah yang lebih luas. Kepemilikan hunian luas yang semakin meningkat disertai dengan peningkatan jumlah penduduk yang menginginkannya maka berakibat area hijau tidak menjadi prioritas.

Dilain pihak harga tanah yang semakin meningkat  membuat manusia enggan untuk mengalokasikan tanah sebagai ruang terbuka hijau. Sebesar apapun lahan yang dimiliki manusia akan memiliki kecenderungan untuk mengembangkannya  menjadi pemukiman guna memperoleh keuntungan. Pola ini tidak hanya membuat keberadaan ruang terbuka semakin menyusut namun juga menimbulkan konsumsi matreial serta energi untuk bangunan semaikin meningkat,

Sumber daya tak terbarukan

Banyak sumberdaya alam, baik di permukaan tanah maupun didalam tanah yang dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia dan konstruksi. Sayangnya, sumberdaya yang dipakai tersebut adalah sumberdaya yang tidak terarukan. Biasanya sumberdaya ini digunakan sebagai energi maupun bahan bangunan. Contohnya adalah minyak yang berasal dari fosil dlaam perut bumi, gas, bijih besi, baja, batu, dsb.

Eksploitasi besar besaran ini menyebabkan kerusakan pada lingkungan, tidak hanya pada ketersediaannya, namun pada proses pengambilannya juga akan merusak hutan sebagai paru-paru bumi yang menyediakan O2 sehingga proses ini akan menimbulkan kadar CO2 dan suhu bumi akan meningkat

Proses pengolahan dan transportasi

Proses pengolahan bahan mentah menjadi bahan yang siap pakai  kaan menyebabkan kerusakan lingkungan.selain menyusutkan sumber daya alam, proses pengambilannya juga akan membutuhkan energi yang besar. Setelahnya, pengolahan material akan membutuhkan transportasi dari tempat asal ke tempat tujuan yang juga membutuhkan bahan bakar tidak sedikit. Ditambah lagi dengan transportasi dari tempat pengolaha menuju tempat konstruksi. Emisii gas buangan dalam proses tersebut akan menghasilkan gas CO2 sebanyak 80% dari jumlah total, gas emisi ini terjadi saat kita membakar bahan bakar fosil, minyak, gas alam, batu bara, dsb.

Konstruksi sebagai penyumbang kerusakan lingkungan terbesar

Jika dilihat dari proses konstruksi dari hulu ke hilir, mulai dari kegiatan mendapatkan material, pengolahan bahan dan proses konstruksi, higga pemakaian bangunan, manusia terus-menerus mengambil sumber daya alam. pada waktu yang sama, proses tersebut juga mengakibatkan pelepasan gas pembakaran dalam jumlah yang besar, belum lagi limbahnya yang mencemari lingkungan. artinya, dala membangun kita sudah sepantasnya memikirkan kembali bagaimana agar proses konstruksi tersebut dapat meminimalisir dampak terhadap lingkungan.

Kemudian, bagaimana tidakan kita dalam menangani masalah tersebut? sedangkan jika dilihat dari fenomenanya, manusia tidak dapat menghentikan proses konstruksi ini dan manusia membutuhkan bangunan untuk berlindung dan melakukan kegiatan. Tindakan yang paling tepat adalah melakukan pembangunan secara bijaksana. Salah sat caranya adalah dengan mnerapkan konstruksi secara berkelanjutan. Konstruksi ini diterapkan dengan prinsip berusaha dengan sungguh-sungguh meminimalisir kerusakan alam.

Sumber: Seri Rumah Ide “Sustainable Construction” 2007 Studio Imelda Akmal Architecture Writer.