Perubahan iklim menjadi ancaman serius bagi bumi. Perubahan iklim akan mempengaruhi ketersediaan air di dunia. PBB memproyeksikan 3,2 miliar manusia di bumi akan terancam kekurangan pasokan air di tahun 2050. Meningkatnya jumlah bangunan juga akan berakibat pada minimnya ketersediaan lahan sebagai area resapan air untuk menjaga ketersediaan air tanah untuk kebutuhan sehari-hari. Jadi wajar ketika banyak analisa yang menyampaikan air akan mahal di tahun 2050. Lalu bagaimana dengan di air di desa?
Bertambahnya bangunan mengokupasi lahan terbuka sebagai area resapan air. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, terjadi pengurangan luas lahan resapan air sebesar 2% per tahun. Melihat tren yang menunjukkan terus berkurangnya lahan resapan, kelangkaan air dapat terjadi di desa sebagai kawasan resapan air dalam kurun waktu 30 tahun ke depan.

Pemkab Temanggung Berikan Bantuan Truk Tangki Air untuk Desa – Desa
Dinamika terjadi saat ini pun menunjukkan bahwa sudah ada desa yang mengalami kelangkaan air. Beberapa desa harus menunggu datangnya truk tangki pembawa air agar mereka bisa dapat mengakses air bersih untuk mencukupi kebutuhannya. Bahkan ada juga warga desa yang harus memanfaatkan air tidak layak konsumsi. Apakah desa Anda termasuk yang mengalami kondisi itu?

Atasi Kekeringan, Semen Gresik Mengirimkan Bantuan Truk Tangki Air untuk Beberapa Desa di Kabupaten Rembang
Air merupakan salah satu unsur utama kelangsungan hidup manusia. Air mempunyai manfaat penting dalam meningkatkan taraf hidup manusia, bukan hanya manusia tetapi juga kehidupan hewan dan tumbuhan. Penting bagi kita untuk menjaga air agar tetap terjaga kelestariannya dengan melakukan pengelolaan air seperti penghematan dan tidak membuang limbah yang menimbulkan pencemaran pada air.
Disisi lain, kebutuhan manusia akan air bersih semakin meningkat. Penyebab utamanya adalah peningkatan jumlah penduduk, perkembangan usaha produktif, dan perubahan gaya hidup. Pandemi Covid-19 ini juga menjadi bukti bahwa penggunaan air semakin meningkat.

Cuci tangan dengan sabun sebagai kebiasaan baru dalam menghadapi Pandemi Covid – 19, namun meningkatkan penggunaan air bersih.
Desa sebagai tempat yang berpotensi menjadi lahan tangkapan air pun juga lambat laun akan mengalami penurunan suplai air bersih. Belum lagi untuk daerah-daerah yang memang secara geografis memiliki akses air bersih yang sulit bahkan langka air bersih pada musim kemarau yang panjang.
Dilema bagi desa sebagai kawasan resapan harus menjaga air untuk masa depan, namun juga membutuhkan air untuk keperluan sehari – hari. Desa harus bijak dalam memanfaatkan air yang ada di wilayahnya. Pemanfaatan yang bijak adalah memanfaatkan air sesuai dengan kebutuhan dan mengelolanya dengan sistem yang berkelanjutan.
Air dapat dijadikan sebagai aset desa. Aset desa merupakan salah satu kekayaan yang dikelola oleh desa untuk kesejahteraan warga. Cara mengelola aset desa diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Aset Desa. Air dapat dikelola dengan pengolahan air bersih dan pola distribusi.

SPAM Desa Karangrejek di Gunungkidul mampu menjawab permasalahan kesulitan akses air bersih
Air merupakan barang public, jadi air tidak bisa diperjual belikan, namun dalam mengelola air diperlukan alat dan tenaga untuk menjaga agar air selalu tersedia dan layak untuk dimanfaatkan masyarakat desa.
Pemanfaatan sumber daya air yang ada di desa dapat dilakukan oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa). Melalui BUMDesa, air bersih di desa dapat dikelola untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Semuanya diatur dan didistribusikan secara adil dan merata untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat desa. Dengan didukung upaya konservasi air, dengan menjaga vegetasi-vegetasi yang ada untuk keberlangsungan air tanah melalui resapan air.
Jika air di desa dapat dikelola dengan baik sesuai dengan kebutuhan warga dan secara berkelanjutan, maka desa telah berkontribusi untuk menjaga kehidupan anak cucu mereka. Selain itu desa juga harus mencari potensi sumber air yang ada dan terus berinovasi, sehingga desa bisa saling membantu untuk kebutuhan air bersih. Harapannya di masa depan air tetap menjadi barang publik dan mudah untuk diakses. (PDS & BVY)
Sumber:
https://magelangekspres.com/2020/08/03/pemkab-temanggung-siapkan-1-500-tangki-air-hadapi-kemarau/
https://kabarhandayani.com/pengelolaan-spamdes-karangrejek-jadi-rujukan-nasional/