Pada tahun 2021 Provinsi Sumatera Selatan memboyong pulang 8 penghargaan pada Anugrah Pesona Indonesia. Salah satunya Desa Burai yang mendapat peringkat kedua pada kategori Kampung Ekowisata Terpopuler di Indonesia. Beberapa potensi yang ditemukan di Desa Burai antara lain: membangun bangunan apung / tidak permanen di Sungai Kelakar, menjadikan rumah limas dan rumah bari sebagai homestay, pindang dan kemplang menjadi makanan khas yang dapat dinikmati oleh wisatawan, serta songket dan purun menjadi oleh-oleh di Desa Burai. Belum lagi Tari Bumme yang menjadi atraksi pertunjukan di Desa Burai.
Desa Burai yang berada di Kabupaten Ogan Ilir dapat dijangkau dari Kota Palembang melalui akses tol Indralaya dengan waktu tempuh sekitar 40 menit. Terpilihnya Desa Burai menjadi Kampung Wisata Kedua Terpopuler dalam ajang penghargaan Anugrah Pesona Indonesia (API) 2020 menarik perhatian wisatawan sekitar Desa Burai dan Sumatera Selatan. Penduduk di Desa Burai menempati rumah limas dan rumah panggung yang sudah berumur lebih dari 4 generasi dan masih terawat dengan baik. Rumah yang didirikan tepat dibibir Sungai Burai seringkali menjadikan rumah seperti terapung dan menyatu dengan sungai. Sebagian besar masyarakatnya juga memiliki keahlian dalam menenun kain songket, membuat kemplang dari ikan segar sungai Desa Burai dan kerajinan tangan lainnya. Motif khas dari songket Burai adalah motif ikan, perahu, dan aliran sungai. Ada pula purun warna-warni yang dapat dibawa sebagai buah tangan setelah berwisata di desa ini.
Desa Burai bertransformasi menjadi desa ekowisata sejak tahun 2017, diawali oleh program inisiatif masyarakat serta bantuan dari Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan, Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir, BUMN dan lembaga lainnya. Desa Burai dikembangkan dengan langkah awal menjadi Desa Burai kampung warna warni. Kampung warna warni ini dibuat dengan pengecatan warna warni jalan setapak di dalam desa, tempat ibadah dan perumahan penduduk di pinggiran Sungai Kelakar. Pada tahap awal, masyarakat desa melakukannya secara bergotong royong. Untuk menunjang pengembangan pariwisata di Desa Burai pada tahun 2018, Kepala Desa Burai membentuk Kelompok Sadar Wisata melalui Keputusan Desa Burai Nomor: 140/KEP/KD-BR/2018 dan pada tahun 2020. Setelah itu, Kepala Desa Burai membentuk Badan Usaha Milik Desa Burai (Bumdesa) dengan nomor : 140/KEP/KD-BR/2020.
Selain potensi – potensi yang sudah dijelaskan diatas, Desa Burai memiliki Sungai Kelakar yang didalamnya dibangun beberapa sarana wisata seperti warung apung, dermaga apung (bukan bangunan permanen) dan wahana water sport (perahu dayung dan perahu wisata).
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Desa Burai memiliki banyak potensi yang dapat dikembangkan oleh masyarakat, Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan maupun stakeholder lainnya. Makanya, tidak salah bila Desa Burai dijuluki sebagai salah satu Desa Ekowisata yang menjadi contoh bagi desa lainnya untuk bisa mengembangkan secara optimal potensi yang dimiliki.
Daftar Pustaka
Berita Satu. 2019. Bu Dewi, Menyulap Desa Terbelakang Jadi Destinasi Wisata. Diakses pada tanggal 21 November 2019. https://www.beritasatu.com/ekonomi/586481/bu-dewi-menyulap-desa-terbelakang-jadi-destinasi-wisata
Detmuliati, A. (2021). Analisis Potensi Ekowisata Berbasis Masyarakat di Desa Burai Sumatera Selatan. EDUTOURISM Journal Of Tourism Research, 3(01), 90-102. https://ejurnal.polnes.ac.id/index.php/edutourism/article/view/170/151
Sripoku, 2021. Desa Burai Kabupaten Ogan Ilir Raih Penghargaan Pada Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021. Diakses pada tanggal 9 Maret 2022. https://palembang.tribunnews.com/2021/12/08/desa-burai-kabupaten-ogan-ilir-raih-penghargaan-pada-anugerah-desa-wisata-indonesia-adwi-2021.