Kampung Cyber yang berada di Kampung Taman, Kalurahan Patehan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta merupakan kampung yang sadar akan perkembangan teknologi. Kampung ini berada di pusat Kota Yogyakarta dan berdekatan dengan kawasan wisata Taman Sari. Kampung ini didominasi oleh pekerja di sektor informal seperti UMKM kerajinan, batik, pelukis, warung makan, bakpia, dan lainnya. Berdasarkan sumber data dari Jogja Dataku, Kota Yogyakarta memiliki banyak usaha UMKM di tahun 2023, yaitu sebanyak 39.807 orang. Usaha UMKM ini juga salah satunya berada di Kampung Cyber.

Kampung Cyber yang berada kawasan wisata Taman Sari memiliki potensi usaha di sektor informal yang membutuhkan pemahaman akan perkembangan teknologi untuk meningkatkan kemampuan masyarakat. Pemanfaatan teknologi diperlukan untuk peningkatan ekonomi masyarakat agar bersaing pemasaran di dunia digital. Oleh karena itu, kampung ini memerlukan jaringan internet sebagai upaya mewadahi peningkatan kapasitas SDM dan pemasaran potensi perekonomian yang ada di Kampung Cyber. Upaya implementasi Kampung Cyber sebagai kampung melek teknologi dilakukan oleh para penggerak Kampung Cyber dan keterlibatan aktif dari masyarakat Kampung Cyber itu sendiri.

Awal mula terbentuknya Kampung Cyber

Keberhasilan kampung ini tidak lain juga terlihat dari keaktifan masyarakat yang telah mendorong untuk mengembangkan Kampung Cyber. Antonio Sasongko merupakan salah satu penggerak dari Kampung Cyber. Pada tahun 2018, mereka mencoba menghadirkan internet walaupun pada saat itu masih belum bisa dinikmati oleh masyarakat sepenuhnya karena memerlukan biaya yang cukup mahal.

Sehingga, para penggerak dari Kampung Cyber ingin menghadirkan internet yang mudah dan murah di perkampungan. Akan tetapi, dengan ide ini masih banyak masyarakat yang belum paham tentang teknologi dikarenakan masyarakat rata-rata bekerja sebagai pekerja informal, seniman, dan pekerjaan lainnya. Sehingga para penggerak kampung ini mencoba memberikan edukasi teknologi kepada masyarakat sekitar.

 

 

Terlibatnya masyarakat dalam penggunaan jaringan internet

Para penggerak Kampung Cyber mengadakan pelatihan dan sosialisasi tentang teknologi kepada masyarakat selama 2 tahun sehingga masyarakat memiliki ketertarikan yang cukup tinggi mengenai teknologi dan mulai belajar secara otodidak. Tidak hanya itu masyarakat di Kampung Cyber juga sangat kompak dalam hal gotong royong dan memiliki modal sosial yang tinggi sehingga para penggerak Kampung Cyber mudah untuk mengedukasi masyarakat di kampung tersebut.

Konsep awal pengembangan kampung ini sangat sederhana karena hanya ingin menghadirkan jaringan internet yang mudah dan murah. Pada tahun 2015, setelah usaha dari para penggerak Kampung Cyber mengadakan kegiatan sosialisasi dan pelatihan, hampir semua rumah sudah terkoneksi jaringan internet dengan tersedianya WiFi gratis dan dapat diakses tanpa menggunakan password. Selain itu, masyarakat di Kampung Cyber juga memiliki CCTV yang telah berbasis ibcam yang dapat dipantau secara online sehingga bisa diakses oleh seluruh masyarakat Kampung Cyber.

Dari perkembangan ini, para penggerak Kampung Cyber membutuhkan waktu 7 tahun untuk mengembangkan kampung tersebut dari hasil keterlibatan masyarakat Kampung Cyber. Seiring berjalannya waktu masyarakat Kampung Cyber juga memanfaatkan potensi-potensi seperti UMKM, kerajinan batik, makanan kecil, kaos lukis, dan potensi lainnya. Sehingga, para penggerak dapat melakukan pemasaran produk menggunakan website, dengan mengembangkan “Program Ekonomi Kerakyatan Berbasis Teknologi Informasi”. Pemafaatan teknologi ini memberikan dampak positif bagi masyarakat Kampung Cyber dalam peningkatan ekonomi masyarakat melalui pemanfaatan jaringan internet.

 

Proses pembuatan batik tulis. Sumber: Penulis, 2024.

 

 

Hasil batik lukis dari salah satu pengrajin di Kampung Cyber. Sumber: Penulis, 2024

 

Keberhasilan Kampung Cyber

Saat ini Kampung Cyber sudah cukup dikenal di berbagai media baik di media cetak maupun elektronik. Setelah berbagai program pengembangan Kampung Cyber, saat ini Kampung Cyber sudah memulai program wisata edukasi yang dapat memberikan pemasukan tambahan bagi Kampung Cyber yang telah diinisiasi sejak tahun 2011.

Pencapaian Kampung Cyber ini juga terlihat dari adanya kunjungan dari CEO Facebook Mark Zuckerberg di tahun 2014 dan di tahun itu juga mendapatkan kehormatan kunjungan dari raja dan ratu Belanda untuk melihat perkembangan UMKM yang ada di Kampung Cyber. Keberhasilan Kampung Cyber juga dilihat dari pencapaian nominasi sebagai pemenang di salah satu lomba inovasi di Kota Yogyakarta, dan juga di tahun 2018 juga mendapatkan anugerah komunikasi Indonesia dari Kominfo sebagai komunitas literasi digital terbaik.

 

Referensi

2018.Kampung Cyber, Wisata Kampung Melek Teknologi di Yogyakarta. Diakses melalui website https://patehankel.jogjakota.go.id/detail/index/65. Pada 23 Februari 2024

2022.Fky 2021 | Desa Bicara, Warga Berdaya | Antonius Sasongko (Kampung Cyber).Diakses melalui. https://www.youtube.com/watch?v=LkZq_0rocSU.Pada 23 Februari 2024

2023.Youtube  Kampoeng Cyber Yogyakarta, Kampung Unik Melek Teknologi. Diakses melalui https://www.youtube.com/watch?v=QlpkbuOzJoA&t=277s.Pada 8 Maret 2024

2023.Jumlah UMKM berdasarkan wilayah.https://bappeda.jogjaprov.go.id/dataku/data_dasar/index/107-umkm?id_skpd=44#6. Pada 8 Maret 2024