Kemajuan teknologi mengharuskan sektor pemasaran desa wisata dari konvensional menjadi digital. Kemenparekraf/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI mencatat sebanyak 4.929 desa wisata pada tahun 2024 (Kemenparekraf RI, 2024). Desa wisata yang tidak meningkatkan cara pemasarannya menjadi digital pelan-pelan akan mati suri dengan sendirinya, karena kurangnya informasi yang tersampaikan ke wisatawan. Kepala Dinas Pariwisata Tabanan AA Ngurah Agung Satria Tenaya, menyatakan 26 dari 28 desa wisata di Tabanan, Bali pada tahun 2023 mati suri penyebabnya karena kurang promosi (Juliadi, 2023). Tetapi, jika objek pariwisata menerapkan digital marketing dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat, sehingga meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengelola pariwisata yang berkelanjutan. Galuh Alif Fahmi Rizki, salah satu pengelola Desa Wisata Tinalah, berpendapat melalui post Instagramnya (4/11/23) bahwa digitalisasi marketing menjadi bagian vital untuk mendorong partisipasi masyarakat di Desa Wisata Tinalah. Digital marketing ini memberikan dampak yang signifikan terhadap komitmen partisipasi masyarakat untuk keberlanjutan desa wisata.

Penggunaan digital marketing dapat memberikan pengelola, mitra kuliner, dan UMKM lokal untuk memperluas jangkauan produk dan layanan kepada pasar yang lebih luas, sehingga memberikan peluang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Selain itu, digital marketing juga meningkatkan keterlibatan komunitas melalui media sosial, diskusi daring, dan konten interaktif. Masyarakat dapat terlibat di dalamnya sehingga lebih dekat dengan aktivitas desa wisata. Mereka merasa memiliki peran dalam membentuk citra dan daya tarik desa, yang mana hal itu akan meningkatkan rasa memiliki (sense of ownership) terhadap perkembangan desa.

Digital marketing mendukung pengembangan homestay dan akomodasi lainnya dengan visibilitas online yang lebih besar. Digital marketing memungkinkan penyampaian informasi dan pendidikan tentang destinasi wisata dan budaya lokal. Edukasi online mengenai warisan budaya, praktik berkelanjutan, dan pengalaman wisata memberikan wawasan lebih dalam bagi wisatawan dan membantu menjaga keberlanjutan budaya serta lingkungan. Dengan mendorong partisipasi masyarakat dalam kegiatan pariwisata dan memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan budaya yang berkelanjutan, digital marketing telah membantu Desa Wisata Tinalah dalam pengembangan desa wisata berbasis masyarakat.

Desa Wisata Tinalah, yang dikenal dengan Dewi Tinalah, merupakan salah satu desa yang sukses menerapkan digital marketing. Desa ini berada di Kalurahan Purwoharjo, Kapanewon Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, di sekitar kawasan Sungai Tinalah dan Pegunungan Menoreh. Desa wisata ini mulai dirintis pada tahun 2013 dan telah mendapatkan banyak penghargaan, salah satunya juara 4 Kategori Desa Wisata Digital dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 dari Kemenparekraf/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI. Berdasarkan buku “Pedoman Desa Wisata” terbitan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia pada Juni 2021, desa ini diklasifikasikan sebagai desa wisata yang mandiri, karena sudah mampu memanfaatkan digitalisasi informasi (Wirdayanti et al., 2021). Pada bulan Mei tahun 2022, berdasarkan data dari Kemenparekraf/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Desa Wisata Tinalah dikategorikan sebagai desa wisata yang maju.

 

Pemanfaatan teknologi yang dilakukan oleh Desa Wisata Tinalah, yaitu pembuatan aplikasi Dewi Tinalah sebagai sumber informasi, pemesanan, pembayaran, dan basis data serta pembuatan invoice digital. Selain itu, Desa Wisata Tinalah juga memanfaatkan digitalisasi informasi berbasis lokasi, analisa digital, fitur Google, penggunaan QR code, digitalisasi icon identity, dan membangun tribe.

Keberhasilan digital marketing yang dilakukan Desa Wisata Tinalah dapat dicontoh oleh desa wisata lainnya. Digital marketing ini memberikan dampak yang baik terhadap perekonomian masyarakat. Hal inilah yang menguatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan desa wisata karena dianggap dapat memberikan kemanfaatan hidup. Jika desa-desa wisata tidak melakukan perubahan sistem pemasarannya menjadi digital nantinya desa wisata tersebut akan sepi karena kurangnya informasi yang tersampaikan kepada wisatawan dan menyebabkan masyarakat yang mengelola tidak ingin melanjutkan desa wisata tersebut, sehingga desa wisata tersebut akan mati. (RBa)

 

 

 

 

Referensi

Desa Wisata Tinalah. (n.d). jadesta.kemenparekraf.go.id. Diakses 22, Februari 2024, dari https://jadesta.kemenparekraf.go.id/desa/tinalah

Ebook digitalisasi desa wisata praktik terbaik. (n.d). www.dewitinalah.com. Diakses 22, Februari 2024, dari https://www.dewitinalah.com/2022/06/ebook-digitalisasi-desa-wisata-dewi-tinalah.html

Jumlah desa wisata. (2024). jadesta.kemenparekraf.go.id. Diakses 17, Maret 2024, dari https://jadesta.kemenparekraf.go.id/sebaran

Juliadi. (2023, September 7). 26 Desa wisata Mati Suri di Tabanan, Dispar: Banyak Tak Jalan. Diakses 17, Maret 2024, dari radarbali.jawapos.com: https://radarbali.jawapos.com/pariwisata/702942652/26-desa-wisata-mati-suri-di-tabanan-dispar-banyak-tak-jalan

Rizki, Galuh Alif Fahmi. (2023, November 4). Digital Marketing Tingkatkan Partisipasi Masyarakat di Desa Wisata Tinalah [Instagram post]. https://www.instagram.com/p/CzN8GQRs9P2/?igshid=MTc4MmM1YmI2Ng%3D%3D

Pilihan aktivitas di Desa Wisata Tinalah. (n..d). www.dewitinalah.com. Diakses 22, Februari 2024, dari https://www.dewitinalah.com/

Prasetya, A. W. (2021, Oktober 12). Desa Wisata Tinalah di Kulon Progo yang Indah dan Masuk 50 Besar ADWI 2021. Diakses 17, Maret 2024, dari travel.kompas.com: https://travel.kompas.com/read/2021/10/12/141220427/desa-wisata-tinalah-di-kulon-progo-yang-indah-dan-masuk-50-besar-adwi-2021

Tentang Dewi Tinalah. (n.d). www.dewitinalah.com. Diakses 22, Februari 2024, dari https://www.dewitinalah.com/p/desa-wisata-tinalah-merupakan-desa.html

Wirdayanti, A., Asri, A., Anggono, B. D., Hartoyo, D. R., Indarti, E., Gautama, H., S, H. E., Harefa, K., Minsia, M., Rumayar, M., Indrijatiningrum, M., Susanti, T., & Ariani, V. (2021). Pedoman Desa Wisata. In Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia. https://www.ciptadesa.com/2021/06/pedoman-desa-wisata.html