Anggota DPRD Manggarai Barat Blasius Janu mengatakan, pada Minggu (17/7/2022) salah satu budaya yang sudah luntur dari Manggarai Barat di atas yakni loce (tikar) berbahan baku re’a (pandan). Loce ini merupakan simbol yang penting dalam acara pernikahan. Beliau menjelaskan bahwa dalam setiap upacara adat di Manggarai, mereka tidak pernah menggunakan kursi, meja ataupun yang lain. Mereka hanya menggelar tikar atau loce hasil kerajinan sebagai alas duduk. Namun seiring waktu, produk kerajinan lapiak (tikar) anyaman dari bahan dasar daun pandan tersebut kian tergerus dimakan zaman (kemajuan teknologi), hingga kini terancam hilang. Budaya seperti itu sudah ditinggalkan oleh berbagai suku di wilayah Kecamatan Boleng,Sano Nggoang, Komodo dan Kecamatan Mbeliling. Padahal sejak dahulu, masyarakat adat selalu mempertahankan budaya di saat acara adat. Jika budaya tidak dilestarikan, bagaimana jika budaya Labuan Bajo menghilang secara perlahan?

Daya Tarik Labuan Bajo

Labuan Bajo yang merupakan ibukota Kabupaten Manggarai Barat dikenal sebagai destinasi wisata alam dengan Taman Nasional Komodo sebagai destinasi utama. Destinasi eksotis di ujung timur Indonesia, menyimpan sejuta cerita dan kekayaan budaya yang tersembunyi. Dengan eksotismenya, Labuan Bajo menjadi destinasi wisata super prioritas yang bahkan terkenal hingga ke mancanegara. Berbagai etnis dan suku bangsa telah menciptakan kekayaan budaya beragam dan unik yang menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat.

Budaya Labuan Bajo melalui adat istiadat dan tradisi merupakan salah satu daya tarik destinasi wisata Labuan Bajo yang paling popular. Tidak hanya merupakan hiburan, tetapi juga bagian integral dari kehidupan sehari-hari dan upacara adat masyarakat setempat. Ragam warisan kebudayaan yang dilestarikan antara lain adalah: Tradisi Kepok, Festival Budaya Komodo, Tradisi Rumusmoso, Rumah Adat Mbaru Niang , kerajinan tangan khas Labuan Bajo, suku yang mendiami Labuan Bajo , dll.

Budaya yang Semakin Luntur

Di balik status Labuan Bajo sebagai destinasi wisata super prioritas, terdapat konsekuensi untuk terbuka terhadap berbagai perspektif dan budaya baru yang masuk. Pada tahun 2023, jumlah wisatawan lokal dan mancanegara mencapai 423. 847 dengan PAD Rp. 6,07 miliarBanyak wisatawan yang datang ke Labuan Bajo dan membawa pengaruh atau budaya baru dari luar daerah. Labuan Bajo harus siap membuka diri. Namun, keterbukaan ini tidak boleh mencabut akar dari budaya dan jati diri sebagai orang Manggarai atau adat istiadatnya.

Labuan Bajo juga menghadapi sejumlah tantangan yang serius seperti globalisasi, modernisasi, dan perubahan sosial ekonomi telah menempatkan tekanan pada kelestarian budaya tradisional. Ancaman seperti hilangnya pengetahuan lokal, hilangnya minat generasi muda terhadap tradisi, dan komersialisasi budaya adalah tantangan yang harus diatasi secara serius.

Respons Pemerintah

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai Barat bersama lembaran DPRD perlu membuat Peraturan Daerah (Perda) tentang perlindungan pelestarian kebudayaan atau budaya setempat. Ditengarai banyak budaya Manggarai Barat yang sudah pudar, bahkan hilang tergerus zaman.

Bupati Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Edistasius Endi dalam pidato perayaan HUT ke-21 Kabupaten Manggarai Barat pada Senin (26/2/2024) mengajak seluruh pihak untuk melestarikan budaya lokal di tengah perkembangan pariwisata Labuan Bajo yang  begitu pesat. Beliau menjelaskan bahwa Kabupaten Manggarai Barat menjadi daerah pertama yang mengukur indeks Pariwisata Inklusif dengan nilai yang diperoleh 58,2 tahun 2022 dan meningkat 61,6 di tahun 2023. “Untuk itu, sebagai pewaris budaya, kita bertanggung jawab untuk memastikan kebudayaan Manggarai Barat tetap hidup sampai kapan pun, dan tetap kokoh berdiri walaupun berhadapan dengan arus budaya manapun,” katanya.

Pentingnya Melestarikan Budaya

Warisan budaya Labuan Bajo merupakan hal yang tak ternilai, sehingga perlu dilestarikan. Selain menjadi sumber identitas dan kebanggaan bagi masyarakat lokal, warisan budaya juga menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang mencari pengalaman autentik. Dengan mempertahankan tradisi-tradisi yang unik dan menjaga keberlanjutan budaya, Labuan Bajo dapat memperkaya pengalaman wisatawan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Dengan menyadari pentingnya melestarikan budaya dan sadar akan tantangan yang akan dihadapi, penting untuk mengambil langkah-langkah konkret untuk melindungi dan mempromosikan keanekaragaman budaya Labuan Bajo. Dukungan dari pemerintah, masyarakat lokal, dan organisasi kebudayaan sangatlah penting. Program pendidikan, pelatihan, dan promosi budaya juga dapat membantu meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap warisan budaya yang kaya dan berharga ini.

Dengan upaya bersama untuk melestarikan dan membanggakan keanekaragaman budaya Labuan Bajo, kita dapat memastikan bahwa warisan budaya ini akan tetap hidup dan berkelanjutan untuk dinikmati oleh generasi mendatang.

Jika bukan kita sendiri yang melestarikannya budaya, lalu siapa lagi? (MAA)

 

Sumber:

Mabarvictorynews.id (2022). Perlu dibuat perda perlindungan budaya manggarai barat. Diakses dari (https://mabar.victorynews.id/pariwisata/pr-3393907028/perlu-dibuat-perda-perlindungan-budaya-manggarai-barat ) pada Rabu, 20 Maret 2024

Manggaraibaratkab.go.id (2024). Kemajuan pariwisata mabar jangan menggerus identitas budaya manggarai. Diakses dari (https://manggaraibaratkab.go.id/berita/detail/kemajuan-pariwisata-mabar-jangan-menggerus-identitas-budaya-manggarai.html) pada Kamis, 21 Maret 2024

Kupang.antarnews.com (2024). Bupati manggarai barat ajak semua pihak lestarikan budaya local. Diakses dari (https://kupang.antaranews.com/berita/126903/bupati-manggarai-barat-ajak-semua-pihak-lestarikan-budaya-lokal) pada Kamis, 21 Maret 2024

www.detik.com(2024). Ironi pariwisata Labuan bajo kunjungan turis meningkat pad justru turun. Diakses dari (https://www.detik.com/bali/bisnis/d-7155371/ironi-pariwisata-labuan-bajo-kunjungan-turis-meningkat-pad-justru-turun#:~:text=Pada%20tahun%202023%20jumlah%20kunjungan,kunjungan%20wisatawan%20hanya%20170.352%20orang.)  pada Rabu, 27 Maret 2024