Perubahan iklim yang terjadi di Indonesia mengakibatkan banyaknya kegagalan produksi pertanian. Menurut data FAO (Tumangguang 2023) produksi padi di Indonesia mengalami penurunan hingga 1,13-1,89 juta ton akibat terjadinya perubahan iklim. Sehingga, terlihat bahwa Indonesia masih belum memiliki ketahanan pangan yang efektif terhadap perubahan iklim. Dibutuhkan ketahanan pangan yang lebih solutif dan efektif, terutama di wilayah perkotaan yang masih bergantung pada hasil pertanian dari pedesaan.
Urban farming merupakan salah satu alternatif solusi ketahanan pangan di perkotaan terhadap perubahan iklim yang sering terjadi. Konsep Urban farming ini dilakukan untuk mengelola lahan terbuka di tengah perkotaan yang memiliki banyak bangunan dan memanfaatkan berbagai penerapan yang kreatif terhadap ketahanan pangan perkotaan di tengah krisis iklim yang terjadi.
Urban Farming: Ketahanan pangan terhadap perubahan iklim
Urban farming merupakan kegiatan praktik bercocok tanam maupun peternakan di lingkungan perkotaan. Kegiatan bercocok tanam ini seperti menanam buah-buahan, bunga, sayuran, ternak hewan, dan lainnya. Ketahanan pangan menjadi salah satu isu menarik di perkotaan. Penduduk kota sekarang banyak bergantung pada hasil pedesaan untuk kebutuhan pangan. Namun, pembangunan perkotaan mengakibatkan berkurangnya lahan pertanian dan ruang terbuka hijau.
Konsep urban farming membawa solusi menciptakan dan mengelola lahan terbuka di tengah banyaknya bangunan, kekurangan lahan hijau, dan perubahan iklim yang terus menerus terjadi. Tujuan adanya urban farming adalah untuk memanfaatkan lahan yang terbatas, seperti atap gedung, taman-taman kota, atau bahkan halaman belakang rumah, untuk menghasilkan hasil pertanian yang beragam. Adapun manfaat dari adanya urban farming di perkotaan yaitu sebagai berikut:
- Mengurangi ketergantungan hasil pasokan pertanian pangan di pedesaan,
- Mengurangi pemanasan global,
- Meningkatkan hasil pertanian lokal,
- Meningkatkan ketahanan pangan secara mandiri,
- Meningkatkan komunitas masyarakat di perkotaan, dan
- Pemanfaatan ruang-ruang perkotaan yang tidak terpakai.
Contoh penerapan Urban Farming
- Hidroponik
Hidroponik yang diterapkan menggunakan bahan utama yaitu air dengan memanfaatkan botol plastik bekas atau menggunakan pipa paralon dan lainnya. Hidroponik sebagai salah satu penerapan urban farming mudah dilakukan dan dapat dipindahkan dimana pun. Penanaman ini biasanya menggunakan jenis tanaman yang berumur pendek dan berakar seperti tanaman bayam, tomat, timun dan lainnya.
- Polybag
Polybag diterapkan sebagai media tanam berupa tanah, kompos, dan lainnya. Penerapan urban farming dengan polybag sebagai penerapan dengan teknik penanaman yang relatif sederhana, dan juga hemat biaya.
- Vertikultur
Vertikultur diterapkan pada area yang sempit dengan peletakan tanaman secara vertikal dengan kondisi ketinggian menyesuaikan ketersediaan. Penerapan vertikultur ini dilakukan dengan memanfaatkan bidang vertikal contohnya dinding, dan pagar rumah. Urban farming menggunakan vertikultur ini dilakukan dengan media tanam yang memanfaatkan pipa paralon bambu, botol bekas, atau wadah lainnya. Penanaman ini biasanya menggunakan tanaman yang berumur pendek dan berakar pendek seperti tanaman bayam, sawi, selada, dan lainnya.
- Rooftop
Rooftop atau atas rumah yang diterapkan sebagai pemanfaatan lahan pertanian untuk bercocok tanam berbagai jenis tanaman. Pemanfaatan rooftop juga menambah estetika bangunan dan pengurangan polusi serta suhu panas yang terjadi di perkotaan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa urban farming merupakan solusi yang efektif terhadap tantangan ketahanan pangan di era perubahan iklim. Urban farming juga memberikan dampak postif untuk membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya ketahanan pangan perkotaan dan memberikan gaya hidup yang lebih berkelanjutan terhadap tantangan perubahan iklim. (ADJ)
Referensi
Elfida. Urban Farming : Solusi Ketahanan Pangan Rumah Tangga Perkotaan. Diakses melalui https://babelprov.go.id/artikel_detil/urban-farming-solusi-ketahanan-pangan-rumah-tangga-perkotaan. pada 13 Maret 2024
Noor Faaizah.2023.Diakses melalui https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6917138/tahu-urban-farming-begini-pengertian-manfaat-dan-contohnya. pada 13 Maret 2024
Nurul Rusdayanti.2023.Urban Farming sebagai Alternatif Ketahanan Iklim Perkotaan Sektor Pertanian. Diakses melalui https://lcdi-indonesia.id/2023/11/08/urban-farming-sebagai-alternatif-ketahanan-iklim-perkotaan-sektor-pertanian/ pada 14 Maret 2024
Siti Hadiyatul Hasanah.2021.Urban Farming Sebagai Solusi Berkebun Di Lahan Terbatas. Diakses melalui https://www.kompasiana.com/sitihadiyatulhasanah9270/60ba424f8ede485ae24eec54/urban-farming-sebagai-solusi-berkebun-di-lahan-terbatas.pada 14 Maret 2024