Berdasarkan Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Tahun 2020-2024, pembangunan Rumah Susun (Rusun) menjadi salah satu major project dengan jumlah anggaran mencapai 397,9 triliun rupiah. Program ini ditujukan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap rumah layak huni, aman, terjangkau, dan mencegah terbentuknya permukiman kumuh. Secara umum, rusun terdiri dari empat jenis, yaitu Rumah Susun Umum, Rumah Susun Khusus (Rusus), Rumah Susun Negara, dan Rumah Susun Komersial. Rumah Susun Umum dibagi menjadi dua jenis berdasarkan kepemilikannya, yaitu Rumah Susun Sederhana Milik (Rusunami) dan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa).
Rusun pertama kali dibangun di Jakarta sebagai upaya untuk mengatasi tingginya kepadatan penduduk. Saat ini, pembangunan Rusun sudah tersebar di semua pulau besar di Indonesia. Data dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mencatat bahwa rumah susun di Indonesia per tahun 2022 berjumlah 3.872 unit. Jawa Tengah menjadi provinsi dengan jumlah rusun terbanyak, yaitu 1.099 unit.
Sejatinya, rusun dibangun sebagai upaya penyediaan fasilitas hunian vertikal guna memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, terutama masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Akan tetapi, kenyataan sering kali tidak sesuai harapan. Banyak rumah susun yang belum beroperasi hingga terbengkalai meskipun telah rampung dibangun. Salah satunya adalah Rumah Susun Kampung Bayam.

Masyarakat Gusuran JIS Terpaksa Tinggal Menggunakan Tenda di Pelataran Rumah Susun Kampung Bayam hingga Mendapatkan Kepastian Tinggal dari Pemerintah. Sumber: megapolitan.kompas.com
Rumah Susun Kampung Bayam yang terletak di Jakarta Utara, hingga saat ini masih belum bisa ditempati. Masyarakat Kampung Bayam pasalnya dijanjikan untuk menempati rusun tersebut usai penggusuran kampung mereka demi pembangunan Jakarta International Stadium (JIS). Namun, hingga saat ini masyarakat Kampung Bayam masih terlantar hingga terpaksa tinggal sementara di selasar lantai dasar rusun akibat belum diberikan kunci.
Kasus di atas hanyalah satu dari banyaknya kasus rusun terbengkalai. Kasus-kasus tersebut berpotensi untuk menimbulkan kesan negatif terhadap rumah vertikal sebagai upaya untuk mengatasi masalah keterbatasan lahan dan tingginya populasi. Dapat dilihat dari sulitnya pemerintah mengajak masyarakat yang tinggal di RTLH dan kawasan kumuh untuk pindah ke rusun hanya 1:566 keluarga yang bersedia pindah ke rusun (Bujono, 2013). Masyarakat yang menolak, menyampaikan beberapa faktor yang menjadi alasan enggannya mereka tinggal di rusun, antara lain perubahan jarak ke tempat kerja dan sekolah, harus beradaptasi ulang dengan lingkungan baru, serta luas unit yang terbatas. Mereka bahkan menyampaikan bahwa tidak keberatan apabila harus mengungsi saat ada bencana banjir, asalkan tetap tinggal di rumah lama mereka.
Faktor-faktor penolakan tersebut juga dipengaruhi oleh rasa trauma masyarakat melihat jejak pengelolaan rusun di Indonesia. Pemerintah kerap abai terhadap keberlanjutan rusun yang telah dibangun. Akibatnya, rusun menjadi tidak terawat hingga tingginya tunggakan uang sewa. Oleh karena itu, pemerintah sudah semestinya memberikan perhatian yang menyeluruh kepada proyek pengadaan rusun sampai dengan pengelolaannya. (RAN)
Sumber:
Habitat for Humanity. Country Profile Indonesia. Diakses dari https://www.habitat.org/where-we-build/indonesia Pada 15 Maret 2024.
Databoks. 2023. 10 Negara dengan Jumlah Penduduk Terbanyak di Dunia Pertengahan 2023. Diakses dari https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/07/28/10-negara-dengan-jumlah-penduduk-terbanyak-di-dunia-pertengahan-2023 Pada 15 Maret 2024.
Kementerian PUPR. 2020. Rencana Strategis Kementerian PUPR Tahun 2020-2024. Diakses dari https://pu.go.id/pustaka/biblio/rencana-strategis-kementerian-pekerjaan-umum-dan-perumahan-rakyat-tahun-2020-2024/BKKL7 Pada 26 Maret 2024.
Historia. 2017. Cerita Awal Rumah Susun. Diakses dari https://historia.id/urban/articles/cerita-awal-rumah-susun-P0mVe/page/1 Pada 26 Maret 2024.
Berita 99. 2022. Memahami Perbedaan Rumah Susun, Rusunawa, dan Rusunami. Diakses dari https://berita.99.co/perbedaan-rusun-rusunawa-rusunami/ Pada 26 Maret 2024.
Open Data PUPR. 2023. Rumah Susun Tahun 2022. Diakses dari https://data.pu.go.id/dataset/rumah-susun/resource/c46af391-4c9b-457a-b58e-e1876f5effc2#{view graph:{graphOptions:{hooks:{processOffset:{},bindEvents:{}}}},graphOptions:{hooks:{processOffset:{},bindEvents:{}}}} Pada 26 Maret 2024.
Pemerintah Daerah Jakarta. 2022. Rumah Susun. Diakses Dari https://jakarta.go.id/rumah-susun Pada 27 Maret 2024.
Detik Finance. 2023. Nekatnya Warga ‘Duduki’ Rusun Kampung Bayam Meski Tak Ada Izin. Diakses dari https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-7084606/nekatnya-warga-duduki-rusun-kampung-bayam-meski-tak-ada-izin Pada 27 Maret 2024.
Bujono, Bambang. 2013. Mengapa Warga Waduk Pluit Menolak Rumah Susun?. Diakses dari https://rujak.org/mengapa-warga-waduk-pluit-menolak-rumah-susun/ Pada 27 Maret 2024.