Indonesia, dengan luas wilayah perairan mencapai 3,25 juta km² atau 63% dari total luas keseluruhan wilayahnya, merupakan salah satu negara maritim terbesar di dunia.  Laut memegang peran penting dalam sejarah perdagangan dan budaya Indonesia, mulai dari masa kejayaan kerajaan maritim seperti Sriwijaya dan Majapahit hingga era modern. Dengan letaknya yang strategis di antara dua samudra dan dua benua, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat lalu lintas perdagangan internasional dan pusat aktivitas maritim global.

 

Rekapitulasi jumlah pelabuhan laut yang digunakan untuk melayani angkutan laut. Sumber: Sistem Informasi Pelabuhan Direktorat Kepelabuhanan, 2017

Indonesia memiliki sejumlah pelabuhan yang tersebar di berbagai wilayah. Berdasarkan data Direktorat Kepelabuhanan tahun 2022, terdapat 28 pelabuhan utama, 164 pelabuhan pengumpul, 166 pelabuhan pengumpan regional, dan 278 pelabuhan pengumpan lokal. Namun, infrastruktur dan fasilitas di banyak pelabuhan masih belum memadai. Kondisi fisik pelabuhan, seperti dermaga dan gudang, sering kali ditemukan kurang terawat dan tidak mampu menampung volume kargo yang terus meningkat. Selain itu, fasilitas pendukung seperti peralatan bongkar muat juga kerap kali usang dengan kinerja yang lambat dan kapasitas yang terbatas. Permasalahan lain yang dihadapi pelabuhan di Indonesia adalah birokrasi dan regulasi yang kompleks. Proses administrasi yang berbelit-belit mengakibatkan waktu tunggu yang tinggi, baik untuk kapal yang hendak bongkar muat maupun untuk proses kepabeanan. Hal ini tidak hanya menghambat efisiensi operasional, tetapi juga menurunkan daya saing pelabuhan Indonesia di kancah internasional.

 

Pelabuhan Shenzen di China sebagai salah satu contoh modernisasi pelabuhan. Sumber: Xinde Marine News, 2021

Perlu adanya pengembangan pelabuhan modern untuk mengatasi berbagai tantangan yang muncul pada infrastruktur dan fasilitas di pelabuhan. Pengembangan ini dapat mengadaptasi praktik pada pelabuhan-pelabuhan besar seperti Pelabuhan Shanghai dan Shenzhen di China yang memiliki dermaga yang dapat menangani kapal kontainer terbesar di dunia, memungkinkan peningkatan volume perdagangan yang signifikan. Pelabuhan-pelabuhan ini menggunakan crane otomatis untuk meningkatkan efisiensi bongkar muat dan pelacakan kargo secara real-time. Selain itu, dilakukan peningkatan distribusi barang melalui model just-in-time untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi waktu tunggu. Modernisasi Pelabuhan Shanghai menjadikannya sebagai pelabuhan tersibuk di dunia yang dapat menangani jutaan kontainer berukuran dua puluh kaki setiap tahun. Begitu pula dengan Pelabuhan Shenzhen yang tidak hanya berfungsi sebagai pusat perdagangan, tetapi juga mendorong pengembangan ekonomi di wilayah sekitarnya, termasuk kawasan industri dan kota-kota di Provinsi Guangdong.

 

Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta sebagai salah satu pelabuhan yang menjadi gerbang ekspor. Sumber: Xinde Marine News, 2021

Modernisasi pelabuhan sudah mulai diterapkan di Indonesia, terutama pada pelabuhan-pelabuhan besar yang menjadi gerbang ekspor, seperti Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta. Langkah ini dilakukan melalui pembangunan terminal baru dan peningkatan fasilitas yang telah menunjukkan dampak positif terhadap arus barang dan pengurangan waktu tunggu. Efisiensi tersebut berkontribusi pada penurunan biaya operasional dan peningkatan daya saing produk Indonesia di pasar global.

Modernisasi pelabuhan memerlukan kebijakan strategis dan program-program yang mendukung pengembangan pelabuhan. Salah satunya adalah mempercepat implementasi teknologi modern dan otomatisasi di seluruh pelabuhan. Selain itu, perlu adanya penyederhanaan prosedur administrasi dan regulasi untuk mengurangi waktu tunggu dan meningkatkan efisiensi operasional. Pihak pemerintah juga perlu mendorong kerja sama antara sektor publik dan swasta dalam pengembangan infrastruktur pelabuhan. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan Indonesia dapat memaksimalkan potensi geografisnya yang strategis dan memperkuat posisinya dalam jaringan perdagangan global. (AAH)

 

REFERENSI

Sistem Informasi Pelabuhan Direktoran Kepelabuhanan. Rekapitulasi Jumlah Pelabuhan Laut yang Digunakan untuk Melayani Angkutan Laut. (2017). Diakses dari https://simpel.dephub.go.id/index.php/outerapp diakses pada tanggal 26 Juni 2024.

Pahlephi, Rully. Alasan Mengapa Indonesia Dijuluki Negara Maritim, Apa Artinya?. (2023). Diakses dari https://www.detik.com/bali/berita/d-6534111/alasan-mengapa-indonesia-dijuluki-negara-maritim-apa-artinya diakses pada tanggal 26 Juni 2024.

Satyagraha. Infrastruktur Pelabuhan Belum Memadai Dukung Pertumbuhan. (2013). Diakses dari https://www.antaranews.com/berita/388830/infrastruktur-pelabuhan-belum-memadai-dukung-pertumbuhan diakses pada tanggal 26 Juni 2024.

STRANAS PK. Mengurai Benang Kusut Tata Kelola Pelabuhan di Indonesia. (2012). Diakses dari https://stranaspk.id/publikasi/berita/mengurai-benang-kusut-tata-kelola-pelabuhan-di-indonesia diakses pada tanggal 27 Juni 2024.

Rusdi, Siswanto. Indonesia: Rivalry Between Government, State-Owned Port Company Hampers Growth. (2022). Diakses dari https://maritimefairtrade.org/indonesia-rivalry-between-government-state-owned-port-company-hampers-growth/ diakses pada tanggal 27 Juni 2024.

Paramita, M. (2023). Strategi Membangun Kota. Yogyakarta: Yayasan Caritra