Keberadaaan kota yang terus berubah dan mengalami perkembangan yang signifikan tentunya berpengaruh besar dalam pola hidup dan peradaban manusia. Namun, semakin cepat dan besar pertumbuhan sebuah kota, maka cenderung semakin besar pula masalah yang muncul terhadap kota tersebut. Masalah tersebut, seperti urbanisasi yang meningkat signifikan, menurunnya kualitas lingkungan hidup perkotaan, kemiskinan di perkotaan, dan adanya kesenjangan pertumbuhan wilayah.
Terkait dengan berbagai permasalahan tersebut, muncullah cara-cara “cerdas” dan tepat untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Dalam hal ini konsep smart city (kota cerdas) muncul sebagai instrumen yang inovatif dan mulai diterapkan pada kota-kota besar di dunia.
Apa itu Smart City?
Smart City (kota cerdas) merupakan pengembangan lebih lanjut dari kawasan perkotaan yang mampu memenuhi kebutuhan penduduknya dan menuju kepada pembangunan perkotaan yang berkelanjutan (KSPPN Bappenas, 2013). Sementara itu, Smart City Index (SCI) merupakan hasil survei dari Institute Management and Development (IMD) yang bertujuan untuk membantu pengembangan kota pintar di seluruh dunia. Dari 142 kota yang masuk dalam survei, terdapat 20 kota terbaik, seperti Kota Zurich, Oslo, Canberra, Jenewa, Singapura, hingga urutan ke dua puluh adalah Hong Kong. Kota-kota tersebut secara proaktif meningkatkan kualitas hidup warganya dengan menyediakan layanan publik yang baik, ruang terbuka hijau, acara budaya, serta mempromosikan kesetaraan dan inklusi.
Apakah terdapat kota di Indonesia yang masuk dalam SCI?
Tiga kota di Indonesia masuk dalam daftar Smart City Indeks 2024, yakni Jakarta (peringkat 103), Medan (peringkat 112), dan Makassar (peringkat 114). Ketiga kota tersebut berhasil menduduki 10 besar di wilayah Asia Tenggara. Berikut daftarnya.
- Singapura, peringkat 5
- Kuala Lumpur, Malaysia, peringkat 73
- Bangkok, Thailand, peringkat 84
- Hanoi, Vietnam, peringkat 97
- Jakarta, Indonesia, peringkat 103
- Ho Chi Minh City, Vietnam, 105
- Medan, Indonesia, peringkat 112
- Makassar, Indonesia, peringkat 114
- Manila, Filipina, peringkat 121
Selain keberhasilan tersebut, SCI juga menyoroti beberapa permasalahan utama dari ketiga kota di Indonesia ini untuk dapat segera ditindaklanjuti pemerintah daerah.
- Jakarta (Peringkat ke-103)
Berdasarkan hasil survei terdapat tiga permasalahan utama di Jakarta, yakni polusi udara (68,4%), kemacetan lalu lintas (66%), dan korupsi (51,7%). Sementara itu, dari segi kepuasan, masyarakat puas terhadap kemudahan mengakses jadwal dan membeli tiket angkutan umum secara online (skor 83,2), menjadwalkan layanan kesehatan secara online (skor 81,1), dan mengakses portal pekerja online (skor 81).
- Medan (Peringkat ke- 112)
Berdasarkan hasil survei, terdapat tiga permasalahan utama yang dirasakan oleh masyarakat, yakni terkait dengan keamanan (58,3%), pengangguran (53,2%), dan korupsi (49,6%). Sementara itu, masyarakat puas terhadap dunia usaha yang menciptakan lapangan kerja (skor 78,3), kemudahan akses jadwal dan pembelian tiket angkutan umum secara online (skor 77,8), dan pencarian kerja online (skor 77).
- Makassar (Peringkat ke-114)
Berdasarkan hasil survei, terdapat tiga permasalahan utama di Makassar, seperti kemacetan lalu lintas (52,6%), pengangguran (52,5%), dan korupsi (49,6%). Namun, masyarakat merasa puas atas kemudahan penjadwalan layanan kesehatan secara online (skor 74), mengakses peluang kerja secara online (skor 73,1), dan akses jadwal dan pembelian tiket angkutan umum secara online (skor 72,1).
Dengan adanya laporan IMD Smart City Index ini harapannya kota-kota pintar di seluruh dunia, tidak terkecuali bagi Indonesia dapat terus fokus melakukan pengembangan dengan tetap memperhatikan manusia (human centric) yang hidup di dalamnya dan merangkul semua kalangan (inklusif). Selain itu, Kota pintar dirancang agar memiliki teknologi maju dan membuka kesempatan dan kesetaraan bagi penduduknya. Oleh karena itu, kota-kota perlu memastikan bahwa kelompok marginal seperti penyandang disabilitas, lansia, kelompok minoritas, UMKM, dan startup mendapat dukungan yang memadai. (WMa)
Sumber Referensi:
IMD. Rankings Out of 142 Cities. Diakses dari https://www.imd.org/smart-city-observatory/home/rankings/#_tab_Rank pada 4 Juni 2024.
Indrastuti. (2024, April 24). IMD Rilis Smart City Index 2024, Macet dan Korupsi Masih Jadi Sorotan. Diakses dari https://mediaindonesia.com/humaniora/666863/imd-rilis-smart-city-index-2024-macet-dan-korupsi-masih-jadi-sorotan pada 4 Juni 2024.
Putri, Amalia. (2024, April 25). 3 Kota di Indonesia Masuk Daftar Smart City Index 2024, Mana Saja?. Detik Finance. Diakses dari https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-7309878/3-kota-di-indonesia-masuk-daftar-smart-city-index-2024-mana-saja pada 4 Juni 2024.
Wakang, A. A. (2024, April 25). IMD Rilis Hasil Survey Smart City Index dan Persoalannya, Tiga Kota di Indonesia Masuk Daftar. Bisnis Tempo. Diakses dari https://bisnis.tempo.co/read/1860628/imd-rilis-hasil-survei-smart-city-index-dan-persoalannya-tiga-kota-di-indonesia-masuk-daftar pada 4 Juni 2024.