Kota yang bahagia merupakan gagasan tentang sebuah kota yang memberikan tingkat kebahagiaan dan kesejahteraan yang tinggi bagi penduduknya. Indeks Kebahagiaan Kota (Happiness City Index) adalah alat atau metode yang digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat kebahagiaan atau kesejahteraan penduduk di suatu kota. Indeks ini dikembangkan dengan menggunakan sejumlah indikator yang mencakup berbagai aspek kehidupan kota, seperti kualitas hidup, hubungan sosial, lingkungan, kesehatan, pekerjaan, pendidikan, dan infrastruktur.
Menurut laporan terbaru dari “World Happiness Report 2024″ yang diterbitkan pada Rabu, tanggal 20 Maret 2024, Indonesia menduduki peringkat ke-80 dari 143 negara dalam daftar negara-negara paling bahagia. Posisi Indonesia ini berada di bawah beberapa negara Asia lainnya, termasuk Singapura, Malaysia, dan Thailand, yang juga masuk dalam kajian tersebut. Di peringkat tertinggi, Finlandia selama tujuh tahun berturut-turut telah konsisten mempertahankan predikat sebagai negara paling bahagia di dunia menurut laporan World Happiness Report 2024. Finlandia, yang terletak di Eropa bagian utara, terus menjadi tolok ukur kebahagiaan global dengan pencapaian ini. Menurut profesor hukum dan pajak dari Aalto University, Timo Viherkenttä, terdapat dua aspek utama yang berperan dalam meningkatkan kebahagiaan masyarakat Finlandia, yaitu pendidikan dan kesehatan. Kedua aspek ini dapat terwujud berkat tingginya tingkat pajak yang dibayarkan oleh penduduk. Secara umum, pandangan yang disepakati dalam masyarakat Finlandia adalah bahwa meskipun penduduknya membayar pajak lebih tinggi, mereka juga mendapatkan manfaat dari berbagai program sosial yang meningkatkan kesehatan, kebahagiaan, dan kualitas hidup secara keseluruhan. Program-program ini didanai secara publik dan tersedia untuk semua orang tanpa memandang status kekayaan.
Menurut laporan terbaru dari Happy City Index 2024, Kota Johannesburg, Afrika Selatan, menjadi kota dengan indeks kebahagiaan kota yang paling rendah dari 250 kota di dunia, dengan total skor sebesar 1195,2. Bahkan, menurut survei InterNations, Kota Johannesburg yang merupakan kota terbesar di Afrika Selatan adalah kota terburuk bagi ekspatriat atau WNA. Sekitar 25 persen dari peserta survei menyatakan ketidakpuasan mereka terhadap tingkat biaya hidup yang tinggi di kota ini. Selanjutnya, sebanyak 39 persen responden mengindikasikan adanya masalah dalam aksesibilitas transportasi umum di wilayah tersebut. Di sisi lain, keamanan juga menjadi perhatian serius bagi para ekspatriat, dengan 62 persen dari mereka merasa tidak aman. InterNations mencatat dalam panduan ekspatriatnya bahwa Kota Johannesburg dapat dianggap sebagai kota yang berbahaya, bahkan menurut standar di Afrika Selatan.
Happiness City Index membantu dalam mengevaluasi tingkat kebahagiaan dan kesejahteraan penduduk di suatu daerah. Tidak hanya mempertimbangkan faktor-faktor ekonomi, tetapi juga aspek-aspek sosial, lingkungan, dan kesehatan mental yang penting untuk kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Dengan mengukur kebahagiaan penduduk, Happiness City Index dapat membantu mengidentifikasi masalah-masalah spesifik yang mungkin dihadapi oleh suatu daerah. Ini termasuk masalah ekonomi, lingkungan, kesehatan mental, sosial, atau politik yang dapat memengaruhi kesejahteraan dan kebahagiaan penduduk.
Hasil dari Happiness City Index dapat menjadi landasan untuk mengarahkan kebijakan publik. Informasi ini membantu pemerintah dan pembuat kebijakan dalam merancang program-program yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperbaiki kondisi yang menyebabkan ketidakbahagiaan. Dengan menyediakan pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kebahagiaan dan kesejahteraan masyarakat, Happiness City Index dapat memicu perubahan sosial dan budaya yang positif. Ini bisa mencakup perubahan dalam norma-norma masyarakat, pola pikir, atau perilaku yang dapat meningkatkan kualitas hidup.
Daerah yang dianggap sebagai tempat yang bahagia dan berkualitas hidup tinggi cenderung menarik lebih banyak investasi dan kunjungan pariwisata. Happiness City Index dapat menjadi faktor penting dalam menarik investor, pelaku bisnis, dan wisatawan yang mencari lingkungan ramah dan berkualitas. Happiness City Index juga dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur kemajuan dan pencapaian suatu daerah dari waktu ke waktu. Ini memungkinkan untuk memantau dampak kebijakan dan program yang telah dilaksanakan serta mengidentifikasi area-area yang masih membutuhkan perbaikan lebih lanjut.
Hingga saat ini, implementasi Happiness City Index di Indonesia masih terbilang terbatas dan belum merata di seluruh kota. Beberapa kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung, telah mencoba mengadopsi konsep kebahagiaan kota dalam perencanaan dan pengembangan kota mereka, namun belum ada implementasi yang luas secara nasional. Beberapa kota di Indonesia telah mencoba mengadopsi indikator kebahagiaan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan. Namun, seringkali mereka menggunakan indikator-indikator alternatif yang tidak sepenuhnya terkait dengan Happiness City Index seperti yang digunakan dalam skala internasional.
Pemahaman tentang konsep Happiness City Index dan kepentingannya masih terbatas di kalangan pemerintah, pembuat kebijakan, dan masyarakat umum di Indonesia. Banyak pihak masih fokus pada ukuran tradisional seperti pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita, sementara aspek-aspek kebahagiaan sering diabaikan. Salah satu kendala utama dalam implementasi Happiness City Index di Indonesia adalah keterbatasan data yang akurat dan terkini. Banyak indikator yang diperlukan untuk mengukur kebahagiaan kota membutuhkan data yang terperinci dan disegarkan secara berkala, namun data semacam itu belum selalu tersedia di seluruh wilayah.
Tiap daerah di Indonesia memiliki prioritas dan tantangan yang berbeda-beda, sehingga konsep kebahagiaan kota mungkin tidak selalu menjadi fokus utama. Misalnya, kota yang sedang berkembang mungkin lebih fokus pada infrastruktur dasar dan penciptaan lapangan kerja daripada pada kebahagiaan kota. Implementasi Happiness City Index juga dihadapkan pada tantangan-tantangan teknis dan kelembagaan, seperti kurangnya kapasitas dalam pengumpulan dan analisis data, kurangnya koordinasi antara instansi pemerintah, dan kekurangan sumber daya untuk mengimplementasikan kebijakan yang bertujuan meningkatkan kebahagiaan penduduk.
Meskipun demikian, terdapat upaya-upaya yang sedang dilakukan oleh pemerintah, organisasi masyarakat sipil, dan lembaga swasta di Indonesia untuk memperkenalkan dan mempromosikan konsep kebahagiaan kota. Keterlibatan warga perlu ditingkatkan dalam proses pembangunan kota. Mahditia Paramita menjelaskan bahwa partisipasi warga dapat mendorong penciptaan sebuah konsep pembangunan kota yang direncanakan, dilaksanakan, dan diawasi bersama oleh warganya (Paramita, 2023). Dengan demikian, harapannya akan terjadi optimalisasi pembangunan kota, mendorong akseptabilitas pemerintahan yang akomodatif, membentuk rasa percaya diri warga, dan mensinergikan kekuatan stakeholder dalam menyelesaikan berbagai permasalahan kota.
Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesejahteraan holistik dalam perencanaan dan pengembangan kota, diharapkan implementasi Happiness City Index dapat menjadi lebih luas dan berkelanjutan di masa depan. Lebih lanjut, Mahditia Paramita menjelaskan bahwa keberhasilan dalam pembangunan kota dapat dikaitkan dengan keseimbangan antara kesejahteraan ekonomi, pendidikan yang baik, sistem kesehatan yang efisien, keamanan yang tinggi, serta pembangunan kota yang inklusif bagi warganya. (TMa)
Sumber
Mediana (2024). Indonesia Negara Paling Bahagia Ke-80. Kompas.id. Diakses pada tanggal 10 April 2024 melalui https://www.kompas.id/baca/ekonomi/2024/03/22/indonesia-jadi-negara-paling-bahagia-ke-80#:~:text=JAKARTA%2C%20KOMPAS%20%E2%80%94%20Indonesia%20menjadi%20negara,juga%20masuk%20dalam%20cakupan%20penelitian
Institute for Quality of Life (2024). Happy City. Diakses pada tanggal 11 April 2024 melalui https://happy-city-index.com/
Dewi, R.K. (2024). 10 Kota Terburuk di Dunia untuk Ekspatriat, Mana Saja?. Kompas.com. Diakses pada tanggal 11 April 2024 melalui https://www.kompas.com/tren/read/2022/12/08/100000665/10-kota-terburuk-di-dunia-untuk-ekspatriat-mana-saja-?page=all
Tim Redaksi (2024). Pantas Warga Finlandia Paling Bahagia di Dunia, Ini 2 Rahasianya. CNBC Indonesia. Diakses pada tanggal 11 April 2024 melalui
Paramita, M. (2023). Strategi Membangun Kota. Yogyakarta: Yayasan Caritra Indonesia.