Kota Yogyakarta, dengan lebih dari 7 juta wisatawan yang berkunjung setiap tahunnya, memiliki berbagai destinasi bersejarah yang menjadi daya tarik utama. Selain Candi Prambanan dan keraton, ada satu tempat yang memancarkan pesona kekayaan budaya tradisional, yaitu Pasar Legi Kotagede. Berdiri sejak abad ke-16, pasar ini bukan hanya tempat transaksi ekonomi, tetapi juga saksi bisu perjalanan panjang Kerajaan Mataram, yang menjadikan Kotagede sebagai pusat pemerintahan pada masa lalu.

Pasar Legi memainkan peran vital dalam perekonomian lokal, mempertahankan pola perdagangan tradisional yang mendukung keberlangsungan ekonomi pedagang kecil. Setiap hari pasaran Legi menurut kalender Jawa, pasar ini hidup dengan dinamika yang kuat, di mana pembeli dan penjual terlibat dalam proses negosiasi harga yang menjadi ciri khasnya. Pada hari pasaran Legi, jumlah pengunjung bisa melonjak hingga 75 % lebih banyak dibandingkan hari-hari biasa, 952 hingga 1936 orang datang untuk berbelanja dan merasakan pengalaman khas di pasar ini.

Pasar ini bukan hanya pusat ekonomi, tetapi juga ruang interaksi sosial yang menguatkan jalinan hubungan antar pedagang dan pembeli. Dalam hari-hari biasa, pasar ini dikunjungi oleh sekitar 466 hingga 952 orang setiap harinya, yang sebagian besar adalah warga lokal. Namun, pada hari pasaran Legi, suasana pasar menjadi lebih hidup, penuh dengan hiruk-pikuk pedagang dan pembeli yang memenuhi setiap koridor. Keunikan Pasar Legi terletak pada tatanan ruang yang tidak kaku, dengan kios-kios yang berdekatan dan memungkinkan interaksi sosial yang lebih hangat.

Koridor Pasar Legi menciptakan pengalaman yang berbeda, dengan setiap koridornya diisi oleh pedagang-pedagang yang menjual barang dagangan sejenis, memudahkan pembeli mencari kebutuhan mereka. Selain area dalam, pedagang di luar pasar juga menambah warna tersendiri. Meski tanpa pembagian kios yang jelas, suasana di luar pasar tetap tertata dan menciptakan ruang interaksi yang lebih dinamis, terutama saat hari pasaran Legi, ketika area sekeliling pasar penuh sesak dengan aktivitas masyarakat.

Sejarah panjang Pasar Legi juga terkait erat dengan nilai-nilai budaya yang masih terjaga hingga kini. Ki Gede Pemanahan, pendiri Kerajaan Mataram, lebih dulu membangun pasar ini sebelum membangun keratonnya, mengisyaratkan pentingnya pasar sebagai pusat ekonomi dan interaksi sosial bagi masyarakat. Hingga saat ini, pasar ini tetap menjadi simbol kearifan lokal yang hidup di tengah modernisasi, mempertahankan harmonisasi antara pedagang dan pembeli di dalam bangunan berarsitektur Jawa yang menciptakan suasana yang khas.

Selain menjadi pusat perekonomian lokal, Pasar Legi Kotagede juga menarik wisatawan mancanegara, terutama yang tertarik dengan slow tourism dan heritage tourism. Dalam satu tahun terakhir, jumlah kunjungan wisatawan Kota Yogyakarta ke wisata berbasis cagar budaya termasuk Pasar Legi Kotagede mencapai 3.137.703 wisatawan. Lonjakan jumlah kunjungan ini kerap terjadi pada musim liburan, karena sebagian besar wisatawan tertarik untuk menjelajahi pasar sebagai bagian dari pengalaman budaya Kota Yogyakarta yang lebih mendalam.

Secara keseluruhan, Pasar Legi Kotagede tidak hanya berfungsi sebagai tempat jual beli, melainkan sebagai bangunan cagar budaya yang tetap menghubungkan nilai-nilai sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat sejak abad ke-16. Kini, pasar ini terus berkembang, namun tetap mempertahankan tradisi dan kekhasan yang menjadikannya salah satu destinasi wisata yang unik dan wajib dikunjungi saat berada di Yogyakarta. (PNA)

 

 

 

Sumber:

Yanti, S. R., & Pudianti, A. (2021). Kajian Spirit Of Place Pada Pasar Legi Kotagede Yogyakarta Sebagai Karakter Pasar Tradisional. NALARs, 20(1), 11-20.

https://budaya.jogjaprov.go.id. MELIHAT DARI DEKAT PASAR LEGI KOTAGEDE, PASAR TERTUA YANG ADA DI YOGYAKARTA. Diakses melalui (https://budaya.jogjaprov.go.id/berita/detail/1389-melihat-dari-dekat-pasar-legi-kotagede-pasar-tertua-yang-ada-di-yogyakarta) pada Kamis, 12 September 2024

https://pariwisata.jogjakota.go.id. Pergerakan Wisatawan Kota Yogyakarta 2023. Diakses melalui (https://pariwisata.jogjakota.go.id/) pada Jumat, 13 September 2024

https://kebudayaan.jogjakota.go.id. Kawasan Cagar Budaya Kotagede. Diakses melalui (https://kebudayaan.jogjakota.go.id/page/index/kawasan-cagar-budaya-kotagede) pada 24 September 2024

https://jogjacagar.jogjaprov.go.id. Pasar Legi Kotagede. Diakses melalui (https://jogjacagar.jogjaprov.go.id/detail/2676/pasar-legi-kotagede) pada 24 September 2024

https://perdagangan.jogjakota.go.id. Statistik Pengunjung. Diakses melalui (https://perdagangan.jogjakota.go.id/) pada 24 September 2024