Kota Yogyakarta, yang dihuni oleh lebih dari 375 ribu penduduk, tengah menghadapi tantangan besar dalam menyediakan transportasi publik yang ideal. Tantangan ini semakin diperparah dengan jumlah wisatawan yang terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2023, jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Yogyakarta mencapai 7,2 juta orang, meningkat drastis hingga 500% dari angka kunjungan di tahun 2021 yang hanya sekitar 1,2 juta orang. Pertumbuhan jumlah wisatawan ini juga diikuti dengan peningkatan nilai ekonomi sektor pariwisata, yang mencapai hampir Rp 5 triliun, menunjukkan betapa pentingnya sektor ini bagi perekonomian kota.
Namun, di balik pencapaian ini, meningkatnya jumlah wisatawan juga memperburuk masalah kemacetan di Kota Yogyakarta. Infrastruktur transportasi publik yang memadai menjadi salah satu kebutuhan mendesak untuk mendukung mobilitas, baik bagi penduduk lokal maupun wisatawan. Salah satu upaya utama untuk mengurangi kemacetan dan meningkatkan mobilitas adalah layanan bus Trans Jogja. Trans Jogja setiap harinya beroperasi melayani Kota Yogyakarta dan sekitarnya yang secara fungsional menjadi area perkotaan. Meskipun armada Trans Jogja telah memenuhi standar kenyamanan, dengan lebih dari 130 bus beroperasi setiap hari, masalah krusial justru muncul dari kondisi prasarana halte yang kurang memadai.
Pengalaman pengguna menyebutkan, fasilitas halte masih di bawah harapan pengguna, mulai dari minimnya tempat duduk, atap pelindung, hingga aksesibilitas bagi penyandang disabilitas yang sangat terbatas. Masalah ini semakin mendesak ketika dihadapkan pada fakta bahwa pada jam-jam sibuk, pengalaman penumpang Trans Jogja seringkali terganggu oleh kondisi halte yang tidak terawat, minim penerangan, dan jalur pedestrian yang rusak. Hal ini menyebabkan penurunan minat masyarakat untuk beralih menggunakan transportasi umum, padahal tingkat polusi dan kemacetan di Kota Yogyakarta terus meningkat, terutama di area perkotaan.

Kondisi halte Trans Jogja. Sumber: Kirana Qurratuainnisa Zahira, 2014
Kondisi Sarana Trans Jogja yang Baik
Berdasarkan hasil survei, Trans Jogja memiliki berbagai fitur yang mendukung kenyamanan penumpang, diantaranya:
- Tempat sampah tersedia di dalam bus, menjaga kebersihan dan kenyamanan.
- Tempat duduk bersih dan dalam kondisi baik, memberikan kenyamanan bagi penumpang.
- Handle grip bersih dan dalam kondisi baik, memudahkan penumpang untuk berdiri dengan aman.
- AC yang berfungsi baik, memberikan kesejukan selama perjalanan, terutama di tengah cuaca panas Kota Yogyakarta.
- Area khusus penyandang disabilitas, yang memungkinkan inklusivitas bagi semua kalangan.
- Pewangi ruangan yang menjaga kesegaran udara dalam bus.
- Pemecah kaca darurat, yang meningkatkan keamanan penumpang dalam situasi darurat.
- Poster dan informasi penting, yang membantu penumpang mendapatkan panduan tentang rute dan aturan keselamatan.
Semua elemen ini menunjukkan bahwa Trans Jogja telah memberikan perhatian yang baik terhadap kondisi armada busnya. Namun, kenyamanan dan keselamatan penumpang tidak hanya bergantung pada kondisi bus, tetapi juga bagaimana mereka dapat mengakses bus tersebut.
Keterbatasan Prasarana Halte Trans Jogja
Meski sarana bus Trans Jogja sudah dalam kondisi baik, kelemahan signifikan terlihat pada kondisi halte yang kurang mendukung. Hasil survei menunjukkan beberapa permasalahan umum:
- Tidak semua halte memiliki atap, sehingga penumpang tidak terlindungi dari cuaca buruk, seperti hujan dan terik matahari.
- Tidak ada tempat duduk di beberapa halte, membuat penumpang harus berdiri menunggu dalam waktu yang lama.
- Beberapa jalur pedestrian di sekitar halte yang dalam kondisi buruk, yang menyebabkan penumpang kesulitan berjalan dari atau menuju halte.
- Masih tidak tersedianya fasilitas pendukung disabilitas seperti ramp atau guiding block di beberapa halte, yang menghalangi aksesibilitas bagi penyandang disabilitas.
- Minim penerangan, yang menurunkan tingkat keamanan, terutama pada malam hari.
- Estetika dan kebersihan halte terganggu akibat grafiti dan vandalisme, yang membuat halte tampak tidak terawat.
- Lantai halte retak, yang dapat membahayakan penumpang.
- Kapasitas halte kecil, sehingga tidak memadai untuk menampung penumpang dalam jumlah besar, terutama saat jam sibuk.
Meneladani TransJakarta, Sinergi antara Sarana dan Prasarana
Kelemahan ini dapat dibandingkan dengan kondisi di Jakarta, di mana TransJakarta berhasil memadukan kualitas sarana dengan halte yang lebih baik, meskipun masih memiliki tantangan tersendiri. TransJakarta, sebagai sistem transportasi bus yang lebih maju di Indonesia, memberikan contoh bagaimana sinergi antara sarana dan prasarana dapat meningkatkan pengalaman pengguna transportasi publik.
- Halte TransJakarta umumnya dilengkapi dengan atap dan tempat duduk, yang memberikan kenyamanan bagi penumpang selama menunggu bus.
- Informasi jadwal bus real-time di beberapa halte memungkinkan penumpang mengetahui kedatangan bus secara akurat dan meningkatkan keandalan.
- Fasilitas untuk penyandang disabilitas seperti ramp dan guiding block sudah tersedia di banyak halte TransJakarta, memastikan inklusivitas.
- Penerangan yang baik di halte TransJakarta membuatnya lebih aman, terutama di malam hari.
- Estetika halte di Jakarta cenderung lebih terawat, dengan upaya yang dilakukan untuk menjaga kebersihan dan mencegah vandalisme.
- Jalur pedestrian yang terhubung baik ke halte memudahkan penumpang untuk mengakses bus.
Meskipun masih terdapat tantangan dalam hal kemacetan dan penataan transportasi di Jakarta, TransJakarta telah berupaya menciptakan pengalaman yang lebih baik bagi penumpangnya dibandingkan dengan Trans Jogja, terutama dari segi prasarana halte.
Pentingnya Integrasi Sarana dan Prasarana
Pengalaman Trans Jogja menunjukkan bahwa meskipun sarana bus sudah berkualitas, kelemahan pada prasarana halte dapat menghambat peningkatan kualitas layanan transportasi publik. Kurangnya fasilitas dasar seperti atap, tempat duduk, aksesibilitas bagi penyandang disabilitas, dan informasi jadwal yang jelas membuat pengalaman penumpang menjadi kurang nyaman. Trans Jogja dapat belajar dari TransJakarta, yang telah berinvestasi dalam pengembangan prasarana halte sebagai bagian integral dari sistem transportasi publiknya. Dengan perbaikan yang menyeluruh, mulai dari penambahan fasilitas disabilitas hingga perbaikan estetika halte, Trans Jogja berpotensi meningkatkan kepercayaan dan minat masyarakat dalam menggunakan transportasi umum.
Kesimpulannya, kualitas transportasi publik tidak hanya ditentukan oleh armada bus yang baik, tetapi juga oleh fasilitas prasarana yang mendukung. Sinergi antara sarana dan prasarana, seperti yang terlihat pada TransJakarta, harus menjadi target untuk mencapai layanan transportasi yang lebih baik di Yogyakarta. (KQZ)
Referensi
Badan Pusat Statistik Kota Yogyakarta. (2024). Kota Yogyakarta dalam Angka 2024. Diakses dari jogjakota.bps.go.id
Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta. (2024). Data Trans Jogja. Diakses dari dishub.jogjaprov.go.id