Menurut data BPS Kota Batu dalam Statistik Daerah Kota Batu 2023 bahwa jumlah wisatawan Kota Batu pada tahun 2022 meningkat sekitar 57,31 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun letaknya berdekatan, banyak orang masih menganggap Kota Batu sebagai bagian dari Kota Malang. Hal ini sering menyebabkan Kota Batu kehilangan identitasnya sebagai kota mandiri yang memiliki pesona pariwisata tersendiri. Kota Batu sebenarnya adalah kota administratif yang berdiri sendiri sejak tahun 2001 dan Kota Batu telah berkembang menjadi salah satu destinasi wisata paling populer di Indonesia. Artikel ini akan membahas keunikan Kota Batu dan bagaimana kota ini berbeda dari tetangganya, Kota Malang, dalam hal pariwisata, budaya, dan pengembangan wilayah.

Kota Batu terkenal sebagai tujuan wisata pegunungan yang sejuk. Kota ini memiliki banyak tempat wisata yang ikonik, seperti Jatim Park 1, 2, dan 3, yang merupakan taman rekreasi berstandar internasional dengan berbagai atraksi edukasi. Selain itu, Kota Batu juga memiliki wisata alam seperti Air Terjun Coban Rondo, Paralayang di Gunung Banyak, dan Kebun Apel Batu, di mana pengunjung dapat memetik apel langsung dari pohonnya.

Batu juga dikenal sebagai “Swiss van Java” pada zaman kolonial Belanda karena udara segar dan suasananya di pegunungan. Hal ini membuat Kota Batu menjadi tempat peristirahatan favorit para bangsawan kerajaan dan pejabat kolonial. Kini, Kota Batu tetap mempertahankan daya tariknya sebagai destinasi wisata dengan pemandangan indah dan beragam atraksi, mulai dari wisata edukasi, alam, hingga hiburan keluarga. Berbeda dengan Kota Malang yang lebih urban dan dipenuhi oleh institusi pendidikan, Kota Batu lebih berfokus pada wisata alam dan keluarga, sehingga menghadirkan suasana yang lebih santai dan rekreatif.

Kota Batu sering dianggap sebagai bagian dari Kota Malang karena lokasi geografis yang berdekatan dan akses yang mudah antara kedua kota. Namun, sejak tahun 2001, Kota Batu telah memisahkan diri secara administratif dari Kota Malang dan menjadi kota mandiri. Meskipun demikian, banyak wisatawan yang masih bingung dan menganggap Kota Batu sebagai bagian dari Malang Raya. Ini merupakan salah satu tantangan bagi Kota Batu untuk membangun identitasnya sendiri di mata wisatawan.

Secara perencanaan wilayah, Kota Batu telah menempuh jalan yang berbeda dari Kota Malang dalam pengembangan infrastruktur dan tata ruangnya. Fokus utama Kota Batu adalah menjaga keberlanjutan lingkungan seiring dengan meningkatnya pariwisata. Salah satu contoh kebijakan ini adalah pengelolaan lahan pertanian apel yang menjadi ciri khas Kota Batu. Pemerintah setempat berusaha untuk tetap menjaga lahan pertanian ini agar tidak tergerus oleh pembangunan, menjaga keseimbangan antara modernisasi dan pelestarian alam.

 

Budaya dan Tradisi yang Berbeda

Batu juga memiliki warisan budaya yang berbeda dari Kota Malang. Meskipun kedua kota ini sama-sama berasal dari wilayah Jawa Timur, tradisi lokal Kota Batu lebih berfokus pada kehidupan agraris. Festival Batu yang rutin diadakan setiap tahun menjadi ajang perayaan budaya lokal, di mana masyarakat menampilkan seni tradisional, seperti tari topeng dan wayang orang, yang sering diadakan di tengah pemandangan alam yang menakjubkan.

Di sisi lain, Kota Malang memiliki suasana yang lebih urban dengan pengaruh budaya kota yang kuat, seperti festival seni modern dan kehidupan malam yang lebih hidup. Jadi, jika Kota Malang dikenal sebagai kota pendidikan dan sejarah, Kota Batu adalah kota yang lebih lekat dengan keindahan alam dan suasana pedesaan yang damai.

Kota Batu melakukan pengembangan pariwisata yang berkelanjutan. Pemerintah setempat mengintegrasikan konsep pembangunan yang tidak hanya berfokus pada peningkatan jumlah wisatawan, tetapi juga pada upaya menjaga keseimbangan lingkungan.

Selain itu, Kota Batu juga mengembangkan sektor pertanian wisata dengan konsep agrowisata. Di sini, pengunjung tidak hanya menikmati keindahan alam, tetapi juga dapat berinteraksi langsung dengan kegiatan pertanian, seperti memetik apel atau sayuran organik. Konsep ini tidak hanya meningkatkan daya tarik wisata, tetapi juga mendukung kesejahteraan petani lokal.

Kota Batu adalah kota yang memiliki identitas kuat sebagai destinasi wisata mandiri, berbeda dari Kota Malang yang lebih urban. Dengan sejarah yang panjang, keindahan alam yang luar biasa, dan budaya yang unik, Kota Batu layak diakui sebagai salah satu tujuan wisata terbaik di Indonesia. Jadi, saat anda merencanakan liburan ke Provinsi Jawa Timur, jangan anggap Kota Batu sebagai bagian dari Kota Malang. Kunjungi Kota Batu, jelajahi keindahannya, dan nikmati pengalaman yang benar-benar berbeda. Dengan dukungan pariwisata yang berkelanjutan, kita semua bisa berkontribusi pada pelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat lokal. Jangan ragu untuk menjadikan Kota Batu sebagai tujuan wisata utama anda berikutnya! (HPS)

 

Sumber:

BPS Kota Batu, Statistik Daerah Kota Batu 2023

https://batukota.go.id/Portal/profil

https://www.detik.com/jatim/wisata/d-7045990/7-atraksi-menarik-di-museum-satwa-jatim-park-2-dan-harga-tiket-masuknya

https://www.goodnewsfromindonesia.id/2021/12/18/cerita-kota-batu-swiss-van-java-yang-jadi-pelepas-penat-sejak-zaman-kerajaan

https://kompaspedia.kompas.id/baca/profil/daerah/kota-batu-swiss-kecil-di-pulau-jawa-tempat-peristirahatan-para-raja

https://www.researchgate.net/publication/321828984_Peran_pemerintah_Kota_Batu_dalam_implementasi_kebijakan_pembangunan_pariwisata_berdasarkan_paradigma_pembangunan_berkelanjutan_sustainable_development