Upaya penghematan energi menjadi sangat penting mengingat kebutuhan energi dunia terus meningkat, dengan proyeksi dari International Energy Agency (IEA) yang memperkirakan kenaikan sebesar 45% hingga tahun 2030, atau rata-rata 1,6% per tahun. Dari kebutuhan energi ini, sekitar 80% masih bergantung pada bahan bakar fosil yang tidak hanya terbatas tetapi juga berdampak besar terhadap lingkungan (Putra, dkk. 2023). Di Indonesia, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan konsumsi energi listrik oleh rumah tangga pada tahun 2019 mencapai 245.518,17 GWh, setara dengan 22,2% dari total konsumsi energi nasional. Peningkatan konsumsi ini berdampak langsung pada lingkungan, di mana menurut Badan Energi Internasional (IEA), bahan bakar fosil seperti batubara menyumbang 44% dari total emisi CO₂ global, sementara di Indonesia sendiri, pembangkit listrik berbahan bakar fosil seperti PLTU menjadi penyumbang emisi Gas Rumah Kaca (GRK) terbesar. Berdasarkan data BPS tahun 2021, kebutuhan LPG nasional mencapai 4,44 juta ton, dengan sekitar 79,31% diantaranya digunakan untuk kebutuhan rumah tangga. Mengingat ketergantungan yang tinggi pada bahan bakar fosil serta dampaknya terhadap lingkungan, inovasi untuk mengurangi konsumsi energi dan pengembangan sumber energi alternatif sangat diperlukan demi menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan.
Smart Home atau rumah pintar, adalah konsep yang semakin populer di era digital ini, menghadirkan solusi inovatif yang membuat kehidupan sehari-hari lebih mudah dan nyaman (Herdianto dalam Febriansyah, dkk. 2024). Dengan perkembangan teknologi, rumah pintar mengintegrasikan perangkat rumah tangga sehingga dapat dikontrol secara terpusat melalui smartphone atau tablet. Melalui sistem ini, penghuni dapat mengatur pencahayaan dan suhu ruangan sesuai preferensi mereka, meningkatkan kenyamanan sekaligus efisiensi. Tidak hanya itu, rumah pintar juga berperan besar dalam penghematan energi, karena sistem otomatisasinya memungkinkan pengaturan penggunaan energi yang lebih optimal. Dengan mengendalikan perangkat elektronik seperti lampu, AC, dan peralatan lainnya, rumah pintar membantu mengurangi konsumsi energi yang berlebihan, yang pada akhirnya berdampak pada pengurangan jejak karbon dan pelestarian lingkungan (Santoso, M. U. 2024).
Konsep smart home atau rumah pintar memang menawarkan kemudahan dan kenyamanan dalam kehidupan sehari-hari, namun penerapannya di masyarakat Indonesia menghadapi beberapa tantangan signifikan. Salah satu kendala utama adalah masalah keamanan dan privasi, karena konektivitas internet dan perangkat yang saling terhubung meningkatkan risiko peretasan data yang berpotensi disalahgunakan oleh pihak tidak bertanggung jawab (Dasuki dan Abdurrahman dalam Febriansyah, dkk. 2024). Selain itu, penerapan rumah pintar juga terkendala oleh kesenjangan teknologi dan aksesibilitas di masyarakat, di mana masih banyak individu yang tidak memiliki akses atau pemahaman memadai untuk mengadopsi teknologi ini. Tantangan lain yang tak kalah penting adalah aspek biaya. Implementasi rumah pintar seringkali membutuhkan investasi awal yang cukup besar, yang meskipun dapat terbayar dalam jangka panjang melalui penghematan energi dan kenyamanan, tetap menjadi hambatan bagi sebagian orang.
Konsep rumah pintar yang terus berkembang memerlukan pendekatan yang menyeluruh dalam implementasinya, dengan mempertimbangkan efisiensi energi, keamanan, kenyamanan, serta dampak sosial, budaya, dan lingkungan. Masalah dan tantangan yang muncul dalam penerapan rumah pintar dapat diatasi melalui pendekatan holistik, kolaborasi lintas sektor, serta peningkatan kesadaran dan pemahaman masyarakat. Pengoptimalan penggunaan energi, peningkatan sistem keamanan, dan integrasi rumah pintar dengan perkembangan kota cerdas (smart cities) berpotensi menciptakan lingkungan yang lebih cerdas, efisien, dan berkelanjutan. Dalam konteks pembangunan kota yang berkelanjutan, rumah pintar dapat menjadi bagian dari tata kota pintar yang berfokus pada efisiensi sumber daya dan peningkatan kualitas hidup secara keseluruhan.
Upaya penghematan energi merupakan kebutuhan mendesak yang harus diwujudkan di tengah peningkatan konsumsi energi global, yang sebagian besar masih bergantung pada bahan bakar fosil yang merusak lingkungan. Penerapan konsep rumah pintar menjadi salah satu solusi yang dapat membantu mengoptimalkan penggunaan energi sekaligus meningkatkan kenyamanan hidup. Meskipun demikian, penerapan rumah pintar di Indonesia dihadapkan pada tantangan, termasuk masalah keamanan, kesenjangan akses teknologi, dan biaya awal yang tinggi. Untuk menghadapi tantangan ini, dibutuhkan pendekatan holistik, kolaborasi antar sektor, serta edukasi masyarakat agar adopsi rumah pintar dapat berjalan optimal. Dengan demikian, rumah pintar memiliki potensi besar untuk terintegrasi dalam konsep kota cerdas yang berkelanjutan, sehingga dapat mendorong efisiensi energi dan kualitas hidup yang lebih baik bagi masyarakat di masa depan. (PNA)
Sumber:
Febriansyah, M. F., Setiawan, R., & Sutabri, T. (2024). Kemudahan dan Keamanan Dalam Rumah Pintar: Tinjauan Terhadap Teknologi Smart Home. IJM: Indonesian Journal of Multidisciplinary, 2(1).
Putra, D. C. P., Dawami, I. R., Haq, M. R., Luthfiansyah, A. D. D., Mubarok, A., & Prasetyo, D. A. (2023). Konsep Rancang Bangun Smart Home Base Berbasis IOT untuk Skala Perumahan. Journal of Engineering Science and Technology, 1(2), 86-95.
Santoso, M. U. (2024). Desain Rumah Pintar: Mengintegrasikan Teknologi untuk Kehidupan yang Lebih Efisien dan Nyaman. WriteBox, 1(3).