Pada tanggal 21 Maret 2025, Caritra Indonesia bersama Roemah Kita TV menggelar webinar bertajuk “Menjadi Ahli dengan Sekolah Perkim” yang diadakan secara daring melalui Zoom dan live streaming di kanal YouTube Roemah Kita TV. Webinar ini bertujuan untuk mengenal lebih dalam tentang Sekolah Perkim, sejarah, tantangan, serta bagaimana menjadi ahli dalam bidang perumahan dan permukiman melalui sekolah tersebut. Acara ini menghadirkan Mahditia Paramita (Inisiator Sekolah Perkim) sebagai narasumber utama dan dimoderatori oleh Oswar Mungkasa.

Pembukaan dan Pengenalan Sekolah Perkim

Kegiatan webinar diawali dengan pemutaran video pengenalan tentang Sekolah Perkim. Mahditia Paramita memaparkan latar belakang inisiasi Sekolah Perkim, yang dimulai pada tahun 2007 pasca-gempa Yogyakarta. Beliau menjelaskan bahwa di negara maju, isu perumahan dan permukiman sangat penting, namun di Indonesia hal ini masih belum menjadi prioritas. Sekolah Perkim diinisiasi sebagai wadah untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di bidang perumahan dan permukiman, baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional.

Sekolah Perkim tidak mengacu pada institusi formal, melainkan sebagai tempat belajar bagi siapa saja. Fokusnya adalah pada skala messo, tidak hanya membahas bangunan fisik, tetapi juga keterkaitannya dengan aspek layak huni. Sekolah Perkim telah memberikan layanan secara offline sejak 2007 dan meluncurkan platform online pada tahun 2022.

 

Permasalahan dan Tantangan dalam Bidang Perkim

Mahditia Paramita memaparkan beberapa permasalahan utama dalam bidang perumahan dan permukiman di Indonesia:

  1. Pemahaman yang Rendah: Masyarakat dan pemerintah masih menganggap perkim sebagai urusan privat, bukan publik. Hal ini menyebabkan kesulitan dalam sosialisasi dan implementasi kebijakan.
  2. Kurangnya Perhatian di Kampus: Bidang perkim jarang dibahas di perguruan tinggi, sehingga tingkat kepedulian terhadap isu ini masih rendah.
  3. Pergantian Pegawai yang Cepat: Pergantian pejabat yang dinamis menyebabkan hilangnya akumulasi pengetahuan dan pengalaman.
  4. Kompleksitas Bidang Perkim: Bidang ini melibatkan aspek fisik, teknologi, finansial, dan sosial, sehingga membutuhkan pendekatan multidisiplin yang sulit diintegrasikan.
  5. Kurangnya Sertifikasi: Belum ada sertifikasi resmi untuk ahli perkim, sehingga kualitas SDM di bidang ini masih beragam.

 

Mengapa Sekolah Perkim Dibutuhkan?

Mahditia menjelaskan alasan pentingnya keberadaan Sekolah Perkim:

  1. Mengatasi Kesenjangan Pengetahuan: Ada kesenjangan antara pemerintah dan masyarakat dalam memahami regulasi dan praktik perkim.
  2. Meningkatkan Kapasitas SDM: Sekolah Perkim bertujuan untuk melatih pejabat, konsultan, dan masyarakat agar lebih memahami kompleksitas bidang perkim.
  3. Menyediakan Wadah Belajar: Sekolah Perkim menjadi tempat belajar bagi siapa saja yang tertarik dengan isu perumahan dan permukiman, tanpa batasan latar belakang.
  4. Mempromosikan Kekhasan Daerah: Sekolah Perkim mendorong penataan kawasan yang memperhatikan kekhasan lokal, bukan sekadar mengikuti pola yang seragam.

 

Sesi Diskusi dan Tanya Jawab

Moderator Oswar Mungkasa memandu sesi diskusi dengan peserta webinar. Berikut beberapa poin penting yang dibahas:

  1. Tanggapan Pemerintah dan Daerah:

Oswar menanyakan tanggapan pemerintah terhadap Sekolah Perkim. Mahditia menjelaskan bahwa permintaan pelatihan justru lebih banyak datang dari daerah, terutama terkait penataan kawasan. Pemerintah pusat belum banyak terlibat.

  1. Statistik Pengguna Sekolah Perkim:

Mayoritas pengguna platform online Sekolah Perkim adalah mahasiswa dan dosen. Meskipun belum sepenuhnya sesuai target, hal ini dianggap sebagai langkah awal yang baik.

  1. Kurikulum dan Materi Pembelajaran:

Materi disusun berdasarkan kebutuhan pengguna, dengan tingkatan dasar, menengah, dan lanjutan. Saat ini, Sekolah Perkim sudah mencapai tingkat menengah, dengan materi seperti penyusunan skema pembiayaan.

  1. Rencana Sertifikasi:

Mahditia menyampaikan rencana untuk mengembangkan Sekolah Perkim dengan memberikan sertifikasi resmi melalui kerjasama dengan pihak terkait. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kredibilitas dan pengakuan terhadap lulusan Sekolah Perkim.

  1. Kerjasama Internasional:

Meskipun belum ada kerjasama internasional secara resmi, Sekolah Perkim telah melakukan studi banding ke Singapura untuk mempelajari pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH) dan teknologi lansekap.

  1. Keterbatasan Sumber Daya:

Sekolah Perkim masih mengandalkan dana internal untuk operasionalnya. Mahditia berharap adanya dukungan dari pihak luar untuk pengembangan lebih lanjut.

  1. Pengembangan Platform dan Materi:

Rencana ke depan termasuk pengembangan aplikasi mobile, materi berbasis game (seperti SimCity), dan diversifikasi format pembelajaran seperti podcast dan webinar.

 

Kesimpulan dan Harapan ke Depan

Mahditia Paramita menyampaikan bahwa Sekolah Perkim masih jauh dari target yang diharapkan. Beberapa rencana pengembangan ke depan meliputi:

  • Peningkatan Aksesibilitas: Mengembangkan platform yang dapat diakses melalui berbagai perangkat, termasuk smartphone.
  • Diversifikasi Materi: Menyediakan materi yang lebih variatif, seperti Transit-Oriented Development (TOD) dan isu-isu terkini lainnya.
  • Sertifikasi Resmi: Bekerjasama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) untuk menyediakan sertifikasi resmi.
  • Kerjasama dengan Pemerintah: Mendukung program nasional terkait perumahan dan permukiman.

 

Tanggapan Peserta

Beberapa peserta webinar memberikan tanggapan dan saran:

  • Ben Sihombing (Praktisi): Menekankan pentingnya mendorong program yang diinisiasi oleh generasi muda, terutama di bidang perkim.
  • Raida (Penyusun Materi Sekolah Perkim): Menyampaikan tantangan dalam menyusun materi, terutama terkait perbedaan generasi dan isu-isu terkini.
  • Budi (Media): Menyarankan pengembangan platform yang lebih interaktif, seperti permainan edukatif terkait perkim.
  • Haris (Ahli Hukum): Berharap Sekolah Perkim dapat diformalkan sebagai wadah berbagi pengetahuan antara teori dan praktik lapangan.
  • Yudha (Penyusun Materi Sekolah Perkim): Menanggapi bahwa Sekolah Perkim dapat dijadikan sebagai alat atau pemantik pengetahuan (rasa penasaran) berbagai pihak mengenai bidang perumahan dan permukiman di Indonesia.

 

Penutup

Webinar ini menegaskan pentingnya Sekolah Perkim sebagai wadah pembelajaran dan peningkatan kapasitas di bidang perumahan dan permukiman. Dengan dukungan dari berbagai pihak, Sekolah Perkim diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengatasi tantangan kompleks di bidang ini, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya perkim sebagai urusan publik.