Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta berperan besar dalam katalis pembangunan. Indeks Pembangunan Manusia di kawasan perkotaan Jakarta menunjukkan nilai di atas rata-rata nasional, sebagaimana disajikan pada gambar 1 (Kementrian Keuangan, 2018). Pertumbuhan ekonomi kawasan tersebut juga melebihi rata-rata nasional yaitu mencapai 10,91% pada kuartal II/2021 (Wahyudi, 2021). Disisi lain, tingginya nilai ekonomi kawasan tersebut terancam oleh adanya tekanan lingkungan.

Gambar 1. Indeks Pembangunan Manusia Provinsi DKI Jakarta
Sumber : BPS (2018)
Tekanan lingkungan akibat perkembangan DKI Jakarta, disebabkan oleh alih fungsi lahan yang masif. Tingginya laju pertumbuhan penduduk menyebabkan vegetasi penutup beralih fungsi menjadi area terbangun. Apabila tidak dikendalikan, maka area terbangun diestimasikan mencapai 93.2% pada tahun 2050 (Moe et al., 2017). Salah satu efek domino dari meningkatnya area terbangun perkotaan yaitu tingginya beban bangunan yang memperparah penurunan muka air tanah. Selain itu, jumlah penduduk yang besar mendorong ekstraksi air tanah berlebih, sehingga menimbulkan penurunan muka tanah (Ward et al., 2011). Penurunan muka tanah yang dimulai tahun 1983 memberi konsekuensi logis berupa elevasi yang berada di bawah permukaan laut, sehingga mengakibatkan terjadinya banjir rob (Gambar 2). Hal tersebut diperparah oleh peningkatan cuaca ekstrem serta kenaikan muka air laut setinggi 6 mm pertahun (Andreas, 2021). Akibatnya, volume genangan diestimasikan mencapai 16,460 Ha (Gambar 3). Oleh karena itu, sejumlah upaya adaptasi telah dilakukan agar pembangunan perumahan dan kawasan permukiman pesisir Kota Jakarta selaras dengan mitigasi bencana atau dikenal living harmony with disaster.

Gambar 2. Elevasi Pesisir Jakarta di Bawah Permukaan Laut
Sumber : Dinas Sumberdaya Air DKI Jakarta (2021)

Gambar 3. Estimasi Luasan Genangan Rob
Sumber : Paparan Heri Andreas, 2021
Berbagai upaya mitigasi dan adaptasi (baik eksisting maupun rencana) bertujuan untuk mewujudkan ketangguhan kota ditengah multibahaya yang mengancam pesisir Jakarta. Banyak penelitian telah mendefinisikan ketangguhan. Cutter et al., (2010), menyebutkan ketangguhan sebagai sekumpulan kapasitas yang dapat ditingkatkan melalui intervensi kebijakan, di mana mampu membangun dan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk merespon bencana. Menurut Norris et al., (2007), ketangguhan terdiri dari kapasitas pembangunan ekonomi, sosial, politik, komunikasi informasi, dan sub-sistem lingkungan alami serta buatan yang saling mempengaruhi secara kompleks. Ketangguhan Pesisir Kota Jakarta diantaranya sebagai berikut.
Ketersediaan Infrastruktur Pendukung
Infrastruktur pengendalian banjir secara komprehensif terdiri dari Situ Danau Embung Waduk (SDEW), kanal, tanggul pantai dan pembangunan pipa. Selain berfungsi sebagai prasarana pengendali banjir, SDEW juga dapat dimanfaatkan dalam sumberdaya air permukaan. Waduk yang telah tersedia yaitu Waduk Pluit, Waduk Setiabudi, Waduk Melati, Waduk Rawa Badak, dan Waduk Sunter. Infrastruktur lainnya seperti tanggul pantai telah dibangun pada area dengan penurunan muka tanah tertinggi yaitu Muara Baru (warna merah dan biru tegas) (Gambar 4). Selain itu, terdapat infrastruktur yang masih dalam tahap pembangunan seperti Pompa Sentiong dan Underpass Kemayoran untuk mengganti penggunaan air tanah (Gambar 5).

Gambar 4. Tanggul Laut Jakarta
Sumber : Dinas Sumberdaya Air DKI Jakarta (2021)

Gambar 5. Infrastruktur Pendukung Eksisting, On-going, dan Rencana dalam Masterplan
Sumber : Dinas Sumberdaya Air DKI Jakarta (2021)
Pemantauan laju penurunan muka tanah juga didukung oleh jaringan sumur pantau. Tahun 2021 direncanakan akan dibangun 40 titik monitoring di Pesisir Jakarta (Gambar 6). Basis data yang dihasilkan dari monitoring penurunan muka tanah merupakan sumberdaya yang dapat digunakan dalam pengambilan kebijakan. Beberapa stasiun pemantauan penurunan tanah direncanakan akan dibangun disekitar Pesisir Jakarta seperti Kamal, Muara Angke, dan Marunda (Gambar 7).

Gambar 6. Rencana Pengembangan 40 Titik Monitoring
Sumber : Dinas Sumberdaya Air DKI Jakarta (2021)

Gambar 7. Lokasi Stasiun Pemantauan Penurunan Tanah
Sumber : Dinas Sumberdaya Air DKI Jakarta (2021)
Kualitas Sistem Komunikasi dan Informasi
Penduduk pada daerah rawan banjir sangat terbantu dengan adanya JakPantau. Salah satu fitur dalam Jakarta Smart City (JAKI) tersebut memperbaharui informasi banjir setiap jam (Sanubari, 2020). Informasi yang realtime tersebut memuat ketinggian banjir yang diklasifikasikan mulai dari ketinggian 10 sampai lebih dari 150 meter dengan warna yang bergradasi (Gambar 8). Kemudahan dalam akses informasi tersebut menjadikan DKI Jakarta meraih penghargaan Best in Future of Digital Innovation tahun 2021 (Dewi, 2021). Namun, aplikasi yang ramah pengguna tersebut saat ini baru menampilkan informasi banjir secara umum.

Gambar 8. Tampilan JakPantau
Sumber : https://smartcity.jakarta.go.id/
Adanya Jaringan Sosial
Jaringan sosial RUJAK (Center for Urban Studies) di Pesisir Jakarta merupakan salah satu bentuk solidaritas warga kampung untuk bertahan di tengah ancaman penggusuran. Penataan permukiman di kawasan Pesisir Jakarta tersebut memunculkan kekuatan sosial. Salah satu kawasan yang akan ditata ulang adalah Kampung Akuarium (rujak.org, 2018). Warga didampingi oleh tim RUJAK melakukan desain perencanaan patisipatif sehingga dihasilkan kampung kolaboratif dan inovatif (Gambar 9). Kampung tersebut menjadi pilot project desain kawasan, hasil musyawarah warga dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Gambar 9. Kampung Akuarium hasil musyawarah warga dengan Pemerintah DKI Jakarta
Sumber : https://www.instagram.com/kampung_akuarium/ (2021)
Kualitas Komitmen Pemerintah
Winning solution direncanakan untuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah tahun 2020-2024 dengan konsep sponge city. Sponge city diimplementasikan dengan membangun 1) sumur resapan dan biopori 2) cistern (kolam penampung air hujan) 3) coastal dam untuk air baku dan mengatasi banjir membangun layanan air perpipaan 100% 4) merestorasi situ, wetland, dan sungai. Selain itu, upaya penanggulangan banjir Jakarta sudah dianggarkan sebesar Rp 13,5T untuk penyediaan air baku dan pembangunan pengaman pantai dalam periode 2020-2024 (Bappenas, 2020).
Jakarta dengan kekuatan ekonominya terancam multibahaya penurunan muka tanah dan rob. Pesisir Jakarta merupakan wilayah paling terdampak oleh ancaman tersebut. Berbagai upaya tengah dilakukan untuk mewujudkan Pesisir Jakarta yang tangguh. Mulai dari infrastuktur pendukung, kualitas sistem informasi dan komunikasi, jaringan sosial, dan kualitas komitmen pemerintah.
Daftar Pustaka
Abidin, H. Z., Andreas, H., Gumilar, I., & Wibowo, I. R. R. (2015). On correlation between urban development, land subsidence and flooding phenomena in Jakarta. IAHS-AISH Proceedings and Reports, 370, 15–20. https://doi.org/10.5194/piahs-370-15-2015
Alkema, D., Rusmini, M., Lubczynska, M., Van Westen, C., Kerle, N., Damen, M., & Woldai, T. (2011). Guide book Session 3: Hazard Assessment . In C. Van Westen, D. Alkema, M. Damen, N. Kerle, & N. Kingma, Multi-hazard risk assessment (pp. 1-11). Enschede: United Nations University – ITC School on Disaster Geoinformation Management (UNUITC DGIM).
Andreas, H. (2018). We are IntechOpen , the world ’ s leading publisher of Open Access books Built by scientists , for scientists. December. https://doi.org/10.5772/intechopen.80263
Andreas, Heri. 2021. Manajemen Risiko Bencana Pesisir Jakarta akibat Kenaikan Muka Air Laut (Sea Level Rise), Penurunan Tanah (Land Subsidence), dan Efek Lain Perubahan Iklim. Disampaikan dalam Webinar Dinas Sumber Daya Air Jakarta 02 September 2021
Badan Pusat Statistik. (2018). Berita Resmi Statistik : IPM Tahun 2018. Jakarta : BPS
Moe, I. R., Kure, S., Januriyadi, N. F., Farid, M., Udo, K., Kazama, S., & Koshimura, S. (2016). Effect of Land Subsidence on Flood Inundation in Jakarta, Indonesia. Journal of Japan Society of Civil Engineers, Ser. G (Environmental Research), 72(5), I_283-I_289. https://doi.org/10.2208/jscejer.72.i_283
Moe, I. R., Kure, S., Januriyadi, N. F., Farid, M., Udo, K., Kazama, S., & Koshimura, S. (2017). Future projection of flood inundation considering land-use changes and land subsidence in Jakarta, Indonesia. Hydrological Research Letters, 11(2), 99–105. https://doi.org/10.3178/hrl.11.99
Ward, P. J., Marfai, M. A., Yulianto, F., Hizbaron, D. R., & Aerts, J. C. J. H. (2011). Coastal inundation and damage exposure estimation: A case study for Jakarta. Natural Hazards, 56(3), 899–916. https://doi.org/10.1007/s11069-010-9599-1
UN-ISDR. (2004). UNISDR Terminology on Disaster Risk Reduction. Geneva: United Nations
International Strategy for Disaster Reduction.
Rilis Berita
https://rujak.org/perancangan-partisipatoris-di-kampung-akuarium/
Peraturan Perundangan Perka BNPB No.2/2012 tentang Indeks Kapasitas